Batam (ANTARA) - Cuaca ekstrem dengan suhu panas yang terjadi banyak daerah di Indonesia diperkirakan tidak terjadi di wilayah provinsi Kepulauan Riau

"Dampak panasnya biasa saja, tidak ekstrem seperti daerah lainnya," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi BMKG Kelas I Hang Nadim Batam, Suratman ketika dihubungi, Selasa.

Jika diukur rata-rata dalam beberapa hari belakangan ini, kata Suratman, suhu tertinggi maksimal di Batam hanya mencapai 34,6 derajat celcius.

Hal itu berbeda jika dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya luar Provinsi Kepri, seperti Kalimantan, Palembang, dan Tanggerang, Banten yang bisa mencapai 36 derajat celcius.

Baca juga: BPBD Surakarta imbau warga waspadai cuaca ekstrem hingga akhir Mei

Baca juga: BMKG: Waspadai angin kencang bersifat kering di empat wilayah NTT


Untuk di Kepri sendiri, perkiraan kecenderungan cuaca di bulan Mei 2022 ini pun justru seharusnya menjadi masa intensitas hujan memuncak. Namun, saat ini suhu menghangat, dan awan-awan hujan baru terbentuk setelah beberapa hari penguapan akibat panas terik.

"Akibat kurang awan jadinya sering panas, tapi itu pun nantinya mendorong penguapan yang tinggi dan berujung pada pembentukan awan hujan. Jadi polanya setelah beberapa hari panas, kemudian hujan," ucap Suratman.

Walaupun cuaca tidak seekstrem wilayah lain, Suratman tetap mengimbau agar masyarakat Kota Batam menjaga kondisi tubuh tetap fit serta mencukupi kebutuhan cairan untuk mencegah dehidrasi.

Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kondisi suhu panas atau terik pada siang hari hingga pertengahan Mei 2022.

"Masyarakat diimbau untuk senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Dia menjelaskan fenomena panas terik yang terjadi beberapa hari terakhir dipicu beberapa hal, yaitu posisi semu matahari saat ini sudah berada di wilayah utara ekuator yang mengindikasikan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau, dimana tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujan akan sangat berkurang, sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi.*

Baca juga: BMKG imbau warga Sultra waspada cuaca ekstrem saat arus balik Lebaran

Baca juga: BMKG imbau warga waspadai angin kencang yang bersifat kering di NTT