Jakarta (ANTARA News) - Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan likuiditas yang ada di perbankan masih sangat besar termasuk ketersediaan likuiditas valas.
"Dana dalam rupiah masih cukup dan bahkan masih ada ekses likuiditas di perbankan kita seperti terlihat dari indikator harga dan jumlah likuiditas perbankan di Bank Indonesia," kata Perry di Jakarta, Selasa.
Menurutnya, dari sisi harga dilihat dari suku bunga di pasar uang antarbank (PUAB) overnight nilainya rata-rata 4,55 persen atau sangat rendah dan sejalan dengan penurunan BI rate, sementara suku bunga Jibor juga sudah turun.
Dari suku bunga PUAB yang turun ini, lanjutnya menunjukkan likuditas di perbankan masih besar.
Sementara, dari jumlah likuiditas perbankan yang berada di BI sampai 4 November lalu, lanjut Perry nilainya mencapai Rp774,2 triliun terdiri dari giro Rp195,5 triliun, instrumen moneter seperti term deposit dan SBI Rp310,5 triliun dan di SUN Rp268,3 triliun.
"Dari jumlah ini terlihat likuiditas bank sangat besar, dan ini bisa dipakai bank untuk kredit dan investasi," katanya.
Sementara mengenai posisi valas perbankan, Perry mengatakan dilihat dari posisi deposito neto maka nilai rata-ratanya sebesar 2,7 persen atau masih sangat mencukupi bagi perbankan, meski ada bank yang memiliki nilai 11 persen.
"Dari posisi ini terlihat bahwa bank-bank tidak alami tekanan likuiditas valas," katanya.
Dikatakannya, yang sering dihadapi perbankan adalah tingginya permintaan valas yang tidak sesuai dengan pasokan valas yang dimiliki karena banyaknya permintaan valas oleh Pemerintah dan perusahaan. ***5***
(T.D012/B012)
BI bantah ada kekurangan likuiditas perbankan
29 November 2011 22:05 WIB
BI (Bank Indonesia). (FOTO ANTARA/Rosa Panggabean/mes/11.)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
Tags: