Madiun (ANTARA) - PT INKA (Persero) dan KAI Commuter menyelenggarakan kerja sama yang diwujudkan dengan penandatanganan nota kesepahaman tentang pengadaan Kereta Rel Listrik (KRL) yang ke depannya sangat dibutuhkan untuk angkutan massal di Tanah Air.

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama KAI Commuter Roppiq Lutzfi Azhar dengan Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro pada Senin (9/5/2022) di Jakarta.

Penandatanganan kerja sama itu juga disaksikan oleh Wakil Menteri II Kementerian BUMN RI Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Sarana Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI Djarot Tri Wardhono, Direktur IMATAP Kementerian Perindustrian RI R. Hendro Martono, dan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo .

Wakil Menteri II Kementerian BUMN RI Kartika Wirjoatmodjo dalam keterangannya yang diterima di Madiun, Senin menyampaikan bahwa dunia perkeretaapian Indonesia telah mengalami transformasi. Hal itu terlihat dari kualitas layanan, dari sisi ketepatan waktu, hingga keamanannya.

"Kami melihat dunia perkeretaapian Indonesia 10 tahun ke belakangan mengalami transformasi yang sangat luar biasa. Kita Melihat dari kualitas layanan, dari sisi ketepatan waktu, keselamatan semua meningkat dengan baik, dan masyarakat sangat mengapresiasi kerja sama antara Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, PT KAI dan PT INKA," ujar Kartika.

Menurutnya, perkeretaapian nasional ke depan tidak hanya berfokus kepada pelayanan, keselamatan, dan ketepatan waktu saja, tapi juga peningkatan adaptasi teknologi baru.

"Kita juga terus mendorong kereta barang dan logistik yang sedang dikembangkan di KAI sehingga kereta api tidak hanya berfokus kepada penumpang tapi juga berfokus pada barang logistik. Kita berharap dengan INKA masuk ke klaster ini, "supply chain" dari produksi dan pemeliharaan kereta ke depannya bisa dikembangkan secara utuh sehingga kita bisa melakukan lompatan teknologi untuk alih tekonologi seperti kereta cepat maupun integrasi teknologi bersama-sama di LRT," kata Kartika.

Dengan adanya perjanjian tersebut, harapannya kerja sama dengan Stadler juga segera dimulai untuk mulai produksi di pabrik PT INKA Banyuwangi.

"Kemarin kita sampaikan ke Pak Budi Noviantoro (Dirut INKA) kalau pabrik Banyuwangi ini nanti berkembang juga, produksi bis listrik mulai besar permintaannya, produksi bis listrik bisa di Banyuwangi karena dekat dengan logistik dan dekat dengan pelabuhan," katanya.

Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro mengatakan bahwa, kerja sama tersebut merupakan sinergi BUMN dengan lingkup kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan segala persiapan yang diperlukan untuk pengadaan KRL oleh KAI Commuter dan persiapan produksi KRL oleh PT INKA.

"KAI Commuter berencana akan melakukan pengadaan sarana baru sebanyak 16 rangkaian KRL dengan susunan 12 kereta tiap rangkaiannya dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan oleh peraturan perundang-undangan perkeretaapian. Harapannya segala persiapan hingga pengiriman pertamanya akan sesuai jadwal yang diperkirakan pada tahun 2024," kata Budi Noviantoro.

PT INKA (Persero) akan berkomitmen merealisasikan kerja sama itu sesuai target dari KAI Commuter. Rencananya, selain produksi, PT INKA (Persero) juga akan menyediakan layanan purnajual seperti penyediaan suku cadang komponennya. Hal ini sebagai bentuk komitmen dalam penyediaan produk dalam negeri yang andal karya anak bangsa.

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan, penandatanganan tersebut akan menjadi pedoman bersama antara KAI, dalam hal ini KAI Commuter, dan INKA dalam mempersiapkan rencana pengadaan 16 rangkaian KRL dengan baik dan komprehensif serta berlandaskan kepada "Good Corporate Governance", termasuk memastikan agar pengadaan dilaksanakan dengan tepat kualitas dan tepat waktu.

KAI melihat optimistis pemulihan ekonomi kali ini luar biasa dimana peningkatan pelanggan telah terlihat dengan keterisian okupansi sudah hampir 100 persen. Hal itu menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat terhadap kebutuhan transportasi publik yang efisien, ramah lingkungan, terjangkau, serta tertib protokol kesehatan cukup tinggi.

"Sejalan dengan kondisi itu, maka rencana pengadaan sarana KRL baru ini yang akan dilaksanakan KAI Commuter dan INKA, nantinya tidak terlepas dari pesan Presiden RI bagaimana kita membangun transportasi yang efisien, ramah lingkungan, terjangkau oleh masyarakat, serta dengan mempertimbangkan prinsip "Environmental, Social, and Governance" (ESG) yang akan menjadi standar kita ke depan," kata Didiek.

KAI Commuter sebagai operator KRL Jabodetabek dan KRL Yogyakarta-Solo dalam mengoperasikan pelayanan KRL membutuhkan sarana yang andal sebagai modal utama KAI Commuter dalam melayani pelanggan.

"Dengan target 1,2 juta pengguna tiap harinya, tentunya KAI Commuter memerlukan sarana KRL yang andal dalam menjalankan operasionalnya untuk memenuhi target tersebut. Dengan kerja sama ini harapannya pelayanan kepada pengguna KRL akan semakin baik dan jumlah pengguna transportasi umum akan semakin meningkat," tutup Direktur Utama KAI Commuter, Roppiq Lutzfi Azhar.

Baca juga: INKA dan TWC kembangkan moda transportasi listrik di kawasan wisata
Baca juga: Menhub lepas ekspor tahap pertama gerbong barang INKA ke Selandia Baru
Baca juga: INKA gandeng PTBA kembangkan kendaraan tambang bertenaga listrik