Kupang (ANTARA News) - Sebanyak enam dari 21 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih rawan atau kesulitan mendapatkan air bersih.

"Ada enam kabupaten yang masih rawan air bersih di daerah ini," kata Kepala Bidang (Kabid) Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi NTT, Frans Pangalingan.

Enam kabupaten rawan air bersih tersebut yakni Pulau Ende di Kabupaten Ende, Desa Palue di Kabupaten Sikka, Pulau Solor Kabupaten Flores Timur, Atapupu Kabupaten Belu, Sulamu di Kabupaten Kupang, dan Desa Aha di Kabupaten Sumba Timur.

Menurut Pangalingan, masyarakat di daerah tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan air bersih sesuai ketentuan, yakni dalam sehari sebanyak 30 liter/orang.

"Mereka hanya memanfaatkan sumur gali yang debit airnya sangat terbatas," katanya.

Ia mengatakan ketersediaan air di NTT dalam sebulan 354 juta m3 atau 136 m3 per detik sehingga daerah itu selalu defisit air.

Kondisi ini, katanya, diperparah oleh kerusakan daerah aliran sungai (DAS) sehingga debit air terus berkurang.

Mulai tahun anggaran 2011 oleh pemerintah pusat telah dialokasikan pembangunan 76 unit embung dan bendungan untuk mengatasi masalah air bersih di wilayah ini.

Ketua Badan Anggaran DPR RI Melkhias Markus Mekeng ketika berada di Kupang pekan kemarin, mengatakan pada 2011 pihaknya mengalokasikan anggaran mencapai Rp70 miliar lebih untuk pembangunan 76 unit embung dan bendungan untuk membantu mengatasikan masalah air bersih di wilayah ini.

(ANT/084/H009)