Pemkot Pekalongan minta tradisi Syawalan untuk mempererat silaturahmi
9 Mei 2022 16:32 WIB
Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid melakukan pemotongan lopis raksasa untuk diberikan pada seorang tokoh masyarakat di Kelurahan Krapyak, Kota Pekalongan, Senin (11/5/2022). ANTARA/Kutnadi.
Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, minta pada masyarakat agar perayaan tradisi Syawalan yang dimeriahkan dengan pemotongan lopis raksasa menjadi tempat untuk mempererat tali silaturahmi.
"Festival lopis raksasa ini perlu dijaga dan dipelihara bersama sebagai tradisi dan budaya turun temurun yang dimaksudkan untuk mempererat tali silahturahmi antara warga Krapyak dan dengan masyarakat daerah sekitarnya," kata Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid di Pekalongan, Senin.
Menurut dia, tradisi Syawalan yang dimeriahkan dengan festival lopis raksasa ini bisa terselenggara bermula dari panitia lopis Kelurahan Krapyak yang mengajukan izin ke pemkot.
"Saya selaku Ketua Satgas COVID-19 Kota Pekalongan menyetujui kegiatan itu digelar dengan ketentuan tetap mematuhi protokol kesehatan. Alhamdulillah pada hari ini ada tradisi Syawalan berupa Festival Lopis Raksasa di Kelurahan Krapyak berjalan lancar dan aman," katanya.
Baca juga: Warga lereng Merapi gelar tradisi Syawalan Lebaran Ketupat
Baca juga: Pemkab Pekalongan siap gelar tradisi Gunungan Megono
Ia mengatakan animo panitia, forkopimda, dan masyarakat untuk hadir dalam perayaan tradisi Syawalan cukup tinggi karena kegiatan pemotongan lopis raksasa pada tradisi itu sempat ditiadakan karena pandemi COVID-19.
"Pemotongan lopis raksasa yang dibagikan ke warga secara gratis ini sangat mendapatkan perhatian dari warga Kota Pekalongan maupun daerah lain hadir pada kegiatan itu meski persiapan menggelar festival itu serba mendadak," katanya.
Afzan Arslan yang akrab disapa Aaf mengatakan jika ke depan pandemi COVID-19 telah usai maka perayaan tradisi Syawalan yang dimeriahkan dengan pemotongan lopis raksasa itu bisa lebih semarak lagi," katanya.
Selain itu, kata dia, hal yang lebih penting lagi adalah warga dapat memaknai filosofinya yaitu bisa semakin merekatkan seluruh warga sebagai ikatan "seduluran" (persaudaraan) dalam membangun bersama Kota Pekalongan.
Sebelumnya pembuatan dua lopis raksasa dilaksanakan di Mushala Darun Na'im Kelurahan Krapyak Gang 1 dengan berat 2.300 kilogram, tinggi 160 sentimeter, dan diameter 320 sentimeter sedang di Kelurahan Krapyak Gang 8, lopis dibuat berukuran jumbo yaitu berat 1.820 kilogram, tinggi 222 cm, dan diameter 250 cm.
Baca juga: Puluhan balon udara semarakkan Syawalan di Wonosobo
Baca juga: Pemkab Kudus perbolehkan masyarakat gelar tradisi Syawalan
"Festival lopis raksasa ini perlu dijaga dan dipelihara bersama sebagai tradisi dan budaya turun temurun yang dimaksudkan untuk mempererat tali silahturahmi antara warga Krapyak dan dengan masyarakat daerah sekitarnya," kata Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid di Pekalongan, Senin.
Menurut dia, tradisi Syawalan yang dimeriahkan dengan festival lopis raksasa ini bisa terselenggara bermula dari panitia lopis Kelurahan Krapyak yang mengajukan izin ke pemkot.
"Saya selaku Ketua Satgas COVID-19 Kota Pekalongan menyetujui kegiatan itu digelar dengan ketentuan tetap mematuhi protokol kesehatan. Alhamdulillah pada hari ini ada tradisi Syawalan berupa Festival Lopis Raksasa di Kelurahan Krapyak berjalan lancar dan aman," katanya.
Baca juga: Warga lereng Merapi gelar tradisi Syawalan Lebaran Ketupat
Baca juga: Pemkab Pekalongan siap gelar tradisi Gunungan Megono
Ia mengatakan animo panitia, forkopimda, dan masyarakat untuk hadir dalam perayaan tradisi Syawalan cukup tinggi karena kegiatan pemotongan lopis raksasa pada tradisi itu sempat ditiadakan karena pandemi COVID-19.
"Pemotongan lopis raksasa yang dibagikan ke warga secara gratis ini sangat mendapatkan perhatian dari warga Kota Pekalongan maupun daerah lain hadir pada kegiatan itu meski persiapan menggelar festival itu serba mendadak," katanya.
Afzan Arslan yang akrab disapa Aaf mengatakan jika ke depan pandemi COVID-19 telah usai maka perayaan tradisi Syawalan yang dimeriahkan dengan pemotongan lopis raksasa itu bisa lebih semarak lagi," katanya.
Selain itu, kata dia, hal yang lebih penting lagi adalah warga dapat memaknai filosofinya yaitu bisa semakin merekatkan seluruh warga sebagai ikatan "seduluran" (persaudaraan) dalam membangun bersama Kota Pekalongan.
Sebelumnya pembuatan dua lopis raksasa dilaksanakan di Mushala Darun Na'im Kelurahan Krapyak Gang 1 dengan berat 2.300 kilogram, tinggi 160 sentimeter, dan diameter 320 sentimeter sedang di Kelurahan Krapyak Gang 8, lopis dibuat berukuran jumbo yaitu berat 1.820 kilogram, tinggi 222 cm, dan diameter 250 cm.
Baca juga: Puluhan balon udara semarakkan Syawalan di Wonosobo
Baca juga: Pemkab Kudus perbolehkan masyarakat gelar tradisi Syawalan
Pewarta: Kutnadi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022
Tags: