Seluruh korban tewas Jembatan Kuker teridentifikasi
28 November 2011 22:10 WIB
Tim SAR memeriksa dua mobil yang terapung akibat Jembatan Tenggarong ambruk ke Sungai Mahakam, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Sabtu (26/11). Jembatan yang menghubungkan Kota Tenggarong ibukota Kutai Kartanegara dengan Kota Samarinda tersebut ambruk pada Sabtu sore sekitar pukul 16. 30 Wita. (ANTARA/Amirullah)
Tenggarong (ANTARA News) - Seluruh korban tewas dalam musibah ambruknya Jembatan Kutai Kartanegara (Kuker) di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, akhirnya berhasil diidentifikasi pada Senin malam.
"Ke-13 korban tewas akibat ambruknya Jembatan Kartanegara malam ini berhasil kami identifikasi semua," ungkap Kepala Bidang Dokter Kesehatan Kepolisian Daerah (Kabid Dokkes Polda) Kaltim, Ajun Komisaris Besar Budi Heryadi.
Korban terakhir yang berhasil diidentifikasi, kata Budi Heryadi, yakni Muhammad Fauzan Rivaldi (12) warga Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara.
"Pada hari pertama ambruknya jembatan itu ada empat korban tewas yang ditemuka,n yakni Muh. Fairuz (22) warga Jalan Danau Aji Tenggarong, Agus (25) warga Gang Wakab, Tenggarong, Alisyah (1,6) warga Kecamatan Loa Kulu, Fadlan (17) warga Desa Jongkang," katanya.
Kemudian, menurut dia, pada Minggu malam jasad M. Iskandar (35) warga Kelurahan Timbau, Tenggarong berhasil ditemukan.
"Tadi delapan korban tewas ditemukan lagi, diantaranya Samsul (24) warga Tenggarong Seberang, Supriyadi (31) warga Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, M. Huzairi (40) warga Perumahan Puri, Sungai Kapih, Sambutan Kota Samarinda, Erli Erlianah (39) warga Jalan Seluang Tenggarong serta Alisha (9), Alisyah, bayi berusia enam bulan, serta ibu dari kedua anak tersebu, yakni Rusmini (30)," ungkap Budi.
Ke-13 korban tewas itu, menurut dia, telah diambil keluarganya.
"Pada pukul 20. 00 Wita seluruh jasad korban sudah diambail keluarganya untuk dimakamkan," katanya.
Proses identifikasi, dinilainya, sempat mengalami kesulitan akibat kondisi mayat yang sudah sulit dikenali. Namun, katanya, berkat berbagai petunjuk yang diberikan pihak keluarga proses identifikasi seluruh korban bisa selesai.
"Jadi, kami menghimbau bagi masyarakat yang menemukan mayat agar tidak mengambil apa yang ada di tubuh korban sebab itu kenjadi salah stau petunjuk pada proses identifikasi," demikian Budi Heryadi. (*)
"Ke-13 korban tewas akibat ambruknya Jembatan Kartanegara malam ini berhasil kami identifikasi semua," ungkap Kepala Bidang Dokter Kesehatan Kepolisian Daerah (Kabid Dokkes Polda) Kaltim, Ajun Komisaris Besar Budi Heryadi.
Korban terakhir yang berhasil diidentifikasi, kata Budi Heryadi, yakni Muhammad Fauzan Rivaldi (12) warga Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara.
"Pada hari pertama ambruknya jembatan itu ada empat korban tewas yang ditemuka,n yakni Muh. Fairuz (22) warga Jalan Danau Aji Tenggarong, Agus (25) warga Gang Wakab, Tenggarong, Alisyah (1,6) warga Kecamatan Loa Kulu, Fadlan (17) warga Desa Jongkang," katanya.
Kemudian, menurut dia, pada Minggu malam jasad M. Iskandar (35) warga Kelurahan Timbau, Tenggarong berhasil ditemukan.
"Tadi delapan korban tewas ditemukan lagi, diantaranya Samsul (24) warga Tenggarong Seberang, Supriyadi (31) warga Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, M. Huzairi (40) warga Perumahan Puri, Sungai Kapih, Sambutan Kota Samarinda, Erli Erlianah (39) warga Jalan Seluang Tenggarong serta Alisha (9), Alisyah, bayi berusia enam bulan, serta ibu dari kedua anak tersebu, yakni Rusmini (30)," ungkap Budi.
Ke-13 korban tewas itu, menurut dia, telah diambil keluarganya.
"Pada pukul 20. 00 Wita seluruh jasad korban sudah diambail keluarganya untuk dimakamkan," katanya.
Proses identifikasi, dinilainya, sempat mengalami kesulitan akibat kondisi mayat yang sudah sulit dikenali. Namun, katanya, berkat berbagai petunjuk yang diberikan pihak keluarga proses identifikasi seluruh korban bisa selesai.
"Jadi, kami menghimbau bagi masyarakat yang menemukan mayat agar tidak mengambil apa yang ada di tubuh korban sebab itu kenjadi salah stau petunjuk pada proses identifikasi," demikian Budi Heryadi. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011
Tags: