Singapura (ANTARA) - Dolar memulai pekan ini pada Senin pagi, dengan pijakan yang kuat ditopang oleh imbal hasil AS yang meningkat tajam dan kecenderungan investor ke arah yang aman karena penguncian di China, perang di Ukraina dan kecemasan tentang tingginya suku bunga di AS.
Greenback mencapai level tertinggi 22-bulan terhadap dolar Selandia Baru yang sensitif terhadap pertumbuhan di awal perdagangan dan naik lebih dari 0,5 persen terhadap dolar Australia ke puncak tiga bulan karena pasar saham berjangka AS turun 1,0 persen.
Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun berdiri di level tertinggi sejak 2018 di 3,146 persen dan pada 130,73 yen per dolar melemah dari puncak baru dua dekade.
Dolar mendekati level tertinggi lima tahun pada euro, yang turun 0,2 persen menjadi 1,0529 dolar. Sterling melayang tepat di bawah posisi terendah dua tahun yang dibuat pekan lalu setelah bank sentral Inggris (BoE) memperingatkan bahwa ekonomi Inggris menghadapi resesi.
"Dolar akan didukung oleh kinerja ekonomi AS yang lebih baik dan harga ekuitas yang lebih lemah," kata Joe Capurso, ahli strategi di Commonwealth Bank of Australia di Sydney.
"Meskipun terjadi kenaikan suku bunga yang material, kondisi keuangan tidak terlalu ketat di negara-negara ekonomi utama... kebutuhan untuk memperketat kondisi keuangan dan mengendalikan inflasi mendasari kasus untuk kenaikan (suku bunga) lebih lanjut yang signifikan."
Indeks dolar AS naik untuk minggu kelima berturut-turut minggu lalu dan menyentuh level tertinggi hampir 20 tahun setelah Federal Reserve AS menaikkan suku bunga acuannya 50 basis poin, dan data pekerjaan yang kuat memperkuat spekulasi pada kenaikan besar lebih lanjut.
Indeks terakhir berdiri di 103,78. Pasar berjangka menilai peluang 75 persen untuk kenaikan suku bunga 75 basis poin pada pertemuan Fed berikutnya di Juni dan pengetatan lebih dari 200 basis poin pada akhir tahun.
Data inflasi AS yang akan dirilis pada Rabu (11/5/2022) dapat memicu taruhan yang lebih agresif, terutama jika laju kenaikan harga utama tidak turun menjadi 8,1 persen seperti yang diperkirakan.
"Risiko di sekitar IHK AS terasa biner, moderasi dari 8,5 persen akan sedikit menenangkan, tetapi kenaikan pasti akan menghidupkan kembali ekspektasi untuk kenaikan Fed 75 basis poin dan mungkin memberi dolar dorongan," kata analis di ANZ Bank.
"Gagasan bahwa pengetatan global yang tersinkronisasi dapat berjalan dengan lembut sekarang terasa seperti mimpi yang terlupakan karena realitas volatilitas menggigit."
Mata uang kripto telah babak belur karena kesibukan dari aset-aset berisiko dan bitcoin mengalami kerugian akhir pekan dan mendekati level terendah tahun ini di 34.000 dolar AS, sementara ether, yang turun 4,0 persen pada Minggu (8/5/2022), berada di 2.525 dolar AS.
Pada saat yang sama, perang di Ukraina mengganggu pasar komoditas global dan penguncian di China menghambat pertumbuhan.
Pengangguran mencapai tertinggi sejak Maret 2020 di China pada bulan lalu dan yuan berada di bawah tekanan di dekat palung 18 bulan di 6,7319 per dolar dalam perdagangan di pasar luar negeri.
Baca juga: Dolar jatuh dari tertinggi 20 tahun, pasar pantau kebijakan The Fed
Dolar menguat, ketika kegelisahan mengguncang pasar saham
9 Mei 2022 09:18 WIB
Arsip foto - Uang kertas Rubel Rusia dan Dolar AS terlihat dalam ilustrasi yang diambil, Kamis (24/2/2022). ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/am.
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022
Tags: