Singapura (ANTARA) - Harga minyak tergelincir di awal perdagangan Asia pada Senin pagi, karena investor mengamati pembicaraan di Uni Eropa mengenai embargo minyak Rusia yang diperkirakan akan memperketat pasokan global.

Minyak mentah berjangka Brent turun 67 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di 111,72 dolar AS per barel pada pukul 00.02 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun 75 sen atau 0,7 persen, menjadi diperdagangkan di 109,02 dolar AS per barel,

Pekan lalu, kedua kontrak naik untuk minggu kedua berturut-turut di tengah kekhawatiran pasokan setelah Komisi Eropa mengusulkan embargo bertahap terhadap minyak Rusia sebagai bagian dari paket sanksi terberatnya atas konflik di Ukraina. Proposal tersebut membutuhkan suara bulat di antara anggota Uni Eropa.

Wakil Perdana Menteri Bulgaria Assen Vassilev mengatakan pada Minggu (8/5/2022) malam bahwa negara itu akan memveto sanksi minyak Uni Eropa terhadap Rusia jika tidak mendapatkan pengurangan dari embargo yang diusulkan.

Komisi Eropa pada Jumat (6/5/2022) mengusulkan perubahan embargo yang direncanakan pada minyak Rusia untuk memberi Hongaria, Slowakia dan Republik Ceko lebih banyak waktu untuk mengalihkan pasokan energi mereka, kata sumber-sumber Uni Eropa.

"Pembicaraan akan berlanjut besok, Selasa (10/5/2022), pertemuan para pemimpin mungkin diperlukan untuk menyimpulkannya. Posisi kami sangat jelas. Jika ada pengurangan untuk beberapa negara, kami ingin mendapatkan pengurangan juga," kata Vassilev kepada televisi nasional BNT.

Pasar keuangan global juga terbebani oleh kekhawatiran atas kenaikan suku bunga, kemungkinan resesi, dan dampak dari penguncian COVID-19 China terhadap ekonomi nomor dua dunia itu.

Sementara itu, Arab Saudi, pengekspor minyak utama dunia, menurunkan harga minyak mentah untuk Asia dan Eropa untuk Juni pada Minggu (8/5/2022).

Baca juga: Harga minyak naik 1,5 persen di tengah kekhawatiran pasokan yang ketat