Shanghai (ANTARA News) - China bulan depan akan meluncurkan patroli bersama dengan tiga negara di Sungai Mekong, jalur air utama di mana 13 pelaut China tewas dalam serangan Oktober, kata media negara.

Patroli-patroli, yang oleh media resmi sebelumnya katakan akan dipersenjatai, akan dimulai 15 Desember, kata kantor berita Xinhua Sabtu malam.

Polisi China akan bergabung dengan patroli polisi dari Laos, Myanmar dan Thailand untuk mengembalikan perlayaran dan jaminan keamanan di sungai itu, katanya, mengutip Departemen Keamanan Publik China setelah pertemuan empat negara.

Para pelaut itu tewas dalam serangan di dua kapal kargo China di Mekong pada 5 Oktober - serangan diduga dilakukan oleh geng terkenal di daerah "Segitiga Emas" yang dikenal sebagai tempat penyelundupan narkoba.

Polisi Thailand ditahan sejak itu menahan sembilan tentara yang diduga membunuh para pelaut, dan juga diduga memiliki kaitan dengan satu gembong narkoba Myanmar.

Mekong mengalir melalui provinsi China provinsi barat daya Yunnan ke Asia Tenggara, sebagai rute perdagangan utama melalui beberapa negara termasuk Kamboja dan Vietnam.

China bereaksi marah dengan serangan Oktober, memanggil utusan diplomatik dari Thailand, Laos dan Myanmar, dan pihak berwenang meminta untuk mempercepat investigasi atas insiden tersebut.

Beijing telah memimpin dalam inisiatif untuk memulai patroli dan Xinhua mengatakan, China akan mendirikan satu markas untuk usaha, mampu berkomunikasi dengan kantor di tiga negara lain selama 24 jam.

Polisi di empat negara akan mengeksplorasi lebih banyak cara untuk meningkatkan keamanan di perairan itu, dan China akan membantu melatih dan mempersenjatai polisi di Laos dan Myanmar untuk melakukan patroli, kata laporan itu.

Setelah serangan Oktober, China mengirimkan kapal patroli ke Mekong untuk mengawal 164 pelaut China yang terdampar dan 28 kapal kargo dalam negeri.(H-AK/H-RN)