Samarinda (ANTARA News) - Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menyatakan ambruknya Jembatan Tenggarong, Kutai Kartanegara, di Kalimantan Timur merupakan peristiwa langka.

"Ini peristiwa langka sebab jembatan baru berusia 10 tahun tetapi bisa runtuh. Jarang ada jembatan berusia 10 tahun bisa runtuh," ungkap Djoko Kirmanto kepada wartawan di Tenggarong saat meninjau langsung kondisi jembatan yang ambruk, Minggu dinihari.

Menteri PU bersama Menko Kesra Agung Laksono tiba di lokasi jembatan Tenggarong pada Minggu dinihari sekitar pukul 02.12 Wita.

Djoko Kirmanto mengaku belum bisa memberikan penjelasan terkait penyebab runtuhnya Jembatan Tenggarong tersebut.

"Saya belum bisa memberi penjelasan sebab belum menerima laporan teknisnya," kata Djoko Kirmanto.

Pagi ini, lanjut Djoko Kirmanto, tim Badan Penelitian Kementerian PU akan datang ke Tenggarong untuk menyelidiki penyebab runtuhnya jembatan yang menghubungkan Kota Samarinda dengan Kutai Kartanegara tersebut.

"Pagi ini sekitar pukul 06.00 Wita tim akan meninggalkan Jakarta dan kemungkinan tiba disini (Tenggarong) sekitar pukul 10. 00 Wita," ungkap Djoko Kirmanto.

Jembatan Tenggarong ambruk pada Sabtu sore sekitar pukul 16. 30 Wita.

Akibat peristiwa itu, empat orang ditemukan tewas sementara 33 orang lainnya menderita dan hingga saat ini 10 orang masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Parikesit Tenggarong serta dua orang dirawat di RSUD AW Sjahranie Samarinda.

Hingga Miggu dinihari, tim SAR dari Brimob Polda Kaltim masih menyisir di sekitar lokasi ambruknya Jembatan Tenggarong untuk mencari korban yang hilang.

Informasi yang berhasil dihimpun hingga Minggu dinihari menyebutkan, terdapat 16 orang yang oleh keluarganya dilaporkan hilang.

(ANTARA)