Tenggarong (ANTARA News) - Empat korban tewas runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) A.M. Parikesit Tenggarong, Sabtu petang.

Humas RSUD A.M. Parikesit Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, dr. Werry, membenarkan bahwa keempat korban tewas itu telah berada di rumah sakit setempat. Namun, identitas keempat korban belum diketahui.

"Ruang Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD A.M. Parikesit sudah penuh dengan puluhan korban runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara. Kebanyakan korban selamat mengalami luka-luka dan dalam kondisi lemas," katanya.

Sementara itu, Wakil Bupati Kukar H.M. Ghufron Yusuf yang meninjau lokasi kejadian mengaku shock atas peristiwa tersebut. Dirinya berharap tidak banyak korban jiwa dalam musibah itu.

Tim SAR dibantu aparat kepolisian, tenaga medis, dan warga setempat terlihat terus berupaya mencari korban selamat dalam peristiwa tersebut. Belasan perahu digunakan untuk mencari para korban.

Sementara itu, sejumlah petugas Satpol PP setempat telah menyiapkan lampu-lampu penerangan untuk menerangi lokasi kejadian pada malam hari dalam upaya pencarian korban.

Saat pencarian, Tim SAR berhasil menyelamatkan seorang pria paruh baya dalam musibah tersebut. Namun, korban selamat itu terlihat masih trauma dan hanya bisa menangis sehingga tidak dapat memberikan keterangan.

Pada hari Sabtu sekitar pukul 16.30 WITA, Jembatan Kutai Kartanegara runtuh, atau pada saat lalu lintas cukup ramai oleh mobil dan kendaraan yang melintas.

Jembatatan Kukar adalah jembatan yang melintas di atas Sungai Mahakam. Bentang bebasnya, atau area yang tergantung tanpa penyangga mencapai 270 meter dari total panjang jembatan sekitar 710 meter.

Jembatan yang diresmikan pada tahun 2001 tersebut merupakan sarana penghubung utama Kota Samarinda dengan Kecamatan Tenggarong Seberang, Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Jembatan ini dibangun menyerupai Jembatan Golden Gate di San Fransisco, Amerika Serikat.
(ANT)