Den Haag (ANTARA News) - Persidangan putra Muamar Gaddafi, Seif al-Islam, bisa dilakukan di Libya dengan pengawasan Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC), kata jaksa utama pengadilan itu, Jumat.

"Jaksa mengusulkan sebagai kemungkinan ketiga bahwa ICC mungkin, bila disetujui hakim, menggelar persidangan Seif al-Islam di Libya," kata Luis Moreno-Ocampo dalam sebuah dokumen di pengadilan yang berkantor di Den Haag itu, lapor AFP.

Ia juga mengusulkan dua pilihan lain -- Libya meminta ICC memutuskan apakah sebuah pengadilan Libya bisa menyidangkan Seif, atau pengadilan Libya yang menyidangkan Seif untuk kejahatan lain dimana ia diburu di Libya, dan ICC mengadilinya dengan tuduhan terpisah kejahatan atas kemanusiaan.

Mandat ICC mengatakan, pengadilan itu hanya bisa menyidangkan para tersangka yang dituduh melakukan genosida, kejahatan atas kemanusiaan dan kejahatan perang, jika pengadilan nasional sebuah negara tidak bersedia atau tidak mampu menyelidiki dan menuntut mereka.

Laporan Moreno-Ocampo kepada hakim ICC itu disampaikan setelah kunjungan ke Tropoli pekan ini untuk bertemu dengan para pejabat Libya guna membahas yurisdiksi atas kasus itu.

Gaddafi, Seif (39), dan kepala keamanan Gaddafi serta saudara iparnya, Abdullah al-Senussi (62), menjadi buronan utama setelah rejim Gaddafi terguling.

Mereka diburu oleh Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC) dengan tuduhan kejahatan atas kemanusiaan, yang dilakukan setelah meletusnya pemberontakan menentang pemerintah Gaddafi pada pertengahan Februari. ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap ketiga orang itu pada 27 Juni.

Seif, putra Gaddafi yang paling terkenal, ditangkap Sabtu (19/11) oleh gerilyawan dari kota perbukitan Berbel Zintan di kawasan pegunungan Nafusa, sekitar 170 kilometer sebelah baratdaya Tripoli.

Sejumlah pejabat NTC dan militer mengatakan, Abdullah al-Senussi ditangkap di daerah Al-Guira di Libya selatan pada Minggu (20/11), sehari setelah penangkapan Seif.

Seif al-Islam diburu oleh ICC dalam kaitan dengan kejahatan atas kemanusiaan yang mungkin dilakukan selama penumpasan terhadap pemrotes Libya.

Pada akhir Oktober, ICC melakukan "kontak informal" dengan Seif melalui perantara.

"Melalui perantara, kami melakukan kontak informal dengan Seif," kata jaksa ICC Luis Moreno-Ocampo dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di kantor pusat pengadilan itu di Den Haag, Jumat (28/10).

"Kantor jaksa menegaskan bahwa jika ia menyerah kepada ICC, ia memiliki hak untuk didengar kesaksiannya di pengadilan, ia tidak bersalah sampai terbukti bersalah," kata Moreno-Ocampo. "Hakim yang akan memutuskan."

Pengumuman ICC mengenai kontak informal dengan Seif itu disampaikan di tengah meningkatnya keresahan internasional berkaitan dengan kondisi tidak jelas seputar kematian Gaddafi yang tampaknya dieksekusi, setelah kota asalnya Sirte dikuasai pasukan NTC pada Kamis (20/10).

Sejumlah pihak meminta penyelidikan dilakukan untuk mengetahui kebenaran seputar kematian Gaddafi.

Para pejabat Dewan Transisi Nasional (NTC) mengatakan, Muamar Gaddafi tewas selama pertempuran untuk menguasai kota tempat asalnya, Sirte, pada Kamis (20/10). Namun, beberapa negara besar Barat yang mendukung pemberontak Libya menguasai Tripoli mengatakan, mereka masih mencari konfirmasi mengenai kebenaran berita itu.

Almarhum Gaddafi menjadi buronan sejak NTC menguasai ibu kota Libya, Tripoli, pada Agustus, dan ia berhasil menghindari penangkapan meski pasukan NTC memperoleh sejumlah petunjuk mengenai lokasinya.

Ia berulang kali melontarkan janji-janji untuk melanjutkan perang, ketika semakin banyak negara mengakui NTC sebagai pemerintah yang berkuasa di Libya.

Gaddafi (68), pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa, bersikeras akan tetap berkuasa meski ia ditentang banyak pihak. (M014)