Seoul (ANTARA) - Wakil Presiden China Wang Qishan berencana untuk menghadiri pelantikan Presiden terpilih Korea Selatan Yoon Suk-yeol pada pekan depan, demikian diumumkan tim Yoon pada Jumat.

Kehadiran Wapres China ke acara pelantikan itu dilakukan saat Beijing mencoba untuk memperluas pengaruhnya di kawasan.

Kehadiran Wang yang direncanakan itu muncul ketika Yoon telah bersumpah untuk memperkuat aliansi Korea Selatan dengan Amerika Serikat dalam menghadapi ancaman nuklir dan rudal yang meningkat dari Korea Utara.

Selain itu, Washington sedang mendorong untuk mengendalikan pengaruh Beijing yang semakin besar.

Sementara itu Amerika Serikat akan mengirim Douglas Emhoff, yakni pasangan dari wakil presiden Amerika Serikat Kamala Harris, sebagai kepala delegasinya ke upacara pelantikan presiden terpilih Korsel yang dijadwalkan berlangsung pada Selasa (10/5) di Seoul, menurut tim presiden terpilih.

Pejabat senior urusan luar negeri dan keamanan tidak termasuk dalam delegasi AS. Sementara Presiden Joe Biden berencana mengunjungi Seoul pada minggu berikutnya untuk berbicara dengan Yoon.

Dari Jepang, mantan Perdana Menteri Yukio Hatoyama yang akan menghadiri acara pelantikan Yoon, dan Tokyo juga diharapkan mengirimkan pejabat setingkat menteri, kata tim transisi presiden. Tim itu menambahkan bahwa proses transisi masih belum selesai.

Yoon akan menjabat sebagai presiden Korsel di tengah berbagai tantangan, saat Korea Utara melakukan tes senjata menjelang pelantikannya.

Pada Rabu (4/5), Korea Utara menembakkan rudal balistik ke laut di lepas pantai timur dalam uji coba ke-14 yang diketahui pada tahun ini.

Uji coba rudal balistik itu dilakukan setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjanji untuk mengembangkan kekuatan nuklir negara itu "dengan kecepatan semaksimal mungkin."

Sumber: Reuters
Baca juga: Korsel ungkap kekecewaan atas persembahan PM Jepang ke Kuil Yasukuni
Baca juga: Menteri Korsel harapkan peran China dalam upaya perdamaian Korea Utara
Baca juga: Menlu China akan kunjungi Korea Selatan, bahas virus corona