Laporan dari China
Desak AS berbuat banyak, China klaim aman dari guncangan ekonomi,
5 Mei 2022 21:17 WIB
Beberapa wartawan mengacungkan tangannya untuk mengajukan pertanyaan kepada Perdana Menteri China Li Keqiang dalam konferensi pers melalui video streaming seusai penutupan Sidang Parlemen Dua Sesi di Beijing, Jumat (11/3/2022). Dalam konferensi pers tersebut, PM Li menyampaikan target pertumbuhan ekonomi nasional China tahun 2022 sebesar 5,5 persen atau lebih kecil daripada realisasi pertumbuhan ekonomi tahun 2021 sebesar 8,1 persen. ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie (ANTARA/M. Irfan Ilmie)
Beijing (ANTARA) - Pemerintah China mengklaim sebagai tempat yang aman dan bisa menjadi stabilisator ekonomi dunia serta mendesak Amerika Serikat lebih banyak berbuat demi pemulihan bersama.
"Ekonomi China telah menjadi tempat perlindungan yang aman dan stabilisator bagi ekonomi dunia meskipun telah terjadi ketidakmenentuan dan instabilitas global," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Zhao Lijian di Beijing, Kamis.
Ia mendesak AS untuk lebih banyak bertindak memberikan manfaat pada pemulihan ekonomi dunia ketimbang memberikan sanksi unilateral, termasuk sanksi-sanksi baru terhadap beberapa perusahaan China.
Zhao mengeluarkan pernyataan tersebut untuk menanggapi Dana Moneter Internasional (IMF) yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 3,6 persen atau turun 0,8 persen dibandingkan perkiraan sebelumnya.
"Ekonomi dunia sedang menghadapi masa suram karena dampak tambahan dari fluktuasi geopolitik dan virus corona selain situasi makro yang sedang dihadapi semua negara," ujar Zhao.
Dalam situasi seperti itu, lanjut dia, ekonomi China telah berkontribusi positif terhadap ekonomi dunia karena tren menuju pemulihan terus berlanjut dan ketahanannya teruji sebagaimana pencapaian pada kuartal pertama.
Pada kuartal pertama tahun ini, ekonomi China tumbuh 4,8 persen sebagaimana data Biro Statistik Nasional. Impor China juga naik 7,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi 4,19 triliun yuan.
Hal itu menunjukkan China lebih banyak membeli produk-produk dari negara lain yang tentu saja menguntungkan negara-negara tersebut, demikian Zhao dalam pengarahan pers rutin tersebut.
Baca juga: Konsumsi emas China susut 9,69 persen pada kuartal pertama 2022
Baca juga: Pakar sebut pertumbuhan ekonomi Asia akan capai 4,8 persen pada 2022
Baca juga: Presiden China tekankan pendekatan dalam promosikan pemulihan ekonomi
"Ekonomi China telah menjadi tempat perlindungan yang aman dan stabilisator bagi ekonomi dunia meskipun telah terjadi ketidakmenentuan dan instabilitas global," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Zhao Lijian di Beijing, Kamis.
Ia mendesak AS untuk lebih banyak bertindak memberikan manfaat pada pemulihan ekonomi dunia ketimbang memberikan sanksi unilateral, termasuk sanksi-sanksi baru terhadap beberapa perusahaan China.
Zhao mengeluarkan pernyataan tersebut untuk menanggapi Dana Moneter Internasional (IMF) yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 3,6 persen atau turun 0,8 persen dibandingkan perkiraan sebelumnya.
"Ekonomi dunia sedang menghadapi masa suram karena dampak tambahan dari fluktuasi geopolitik dan virus corona selain situasi makro yang sedang dihadapi semua negara," ujar Zhao.
Dalam situasi seperti itu, lanjut dia, ekonomi China telah berkontribusi positif terhadap ekonomi dunia karena tren menuju pemulihan terus berlanjut dan ketahanannya teruji sebagaimana pencapaian pada kuartal pertama.
Pada kuartal pertama tahun ini, ekonomi China tumbuh 4,8 persen sebagaimana data Biro Statistik Nasional. Impor China juga naik 7,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi 4,19 triliun yuan.
Hal itu menunjukkan China lebih banyak membeli produk-produk dari negara lain yang tentu saja menguntungkan negara-negara tersebut, demikian Zhao dalam pengarahan pers rutin tersebut.
Baca juga: Konsumsi emas China susut 9,69 persen pada kuartal pertama 2022
Baca juga: Pakar sebut pertumbuhan ekonomi Asia akan capai 4,8 persen pada 2022
Baca juga: Presiden China tekankan pendekatan dalam promosikan pemulihan ekonomi
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022
Tags: