Singapura (ANTARA News/AFP) - Dampak krisis utang zona euro terhadap perusahaan-perusahaan Asia harus "dapat dikendalikan" karena peningkatan dalam perdagangan regional dan ketergantungan lebih besar pada bank-bank regional, demikian catatan Fitch Ratings, Kamis.

"Rute pertama krisis zona euro yang dapat ditularkan ke Asia adalah berkurangnya permintaan untuk ekspor Asia. Tetapi, perusahaan-perusahaan yang terutama bergantung pada ekspor ke negara-negara Eropa mewakili kelompok yang relatif kecil," katanya.

Fitch menimpali, "Itu karena jumlah signifikan perdagangan di Asia, dan khususnya pertumbuhan perdagangan selama beberapa tahun terakhir, telah terjadi di kawasan ini."

Perusahaan pemeringkat itu menilai, pasar domestik yang besar di negara-negara seperti China, India dan Indonesia juga akan membantu meringankan dampak pada perusahaan jika krisis zona euro meningkat.

"Kami percaya mereka meiliki karakteristik permintaan domestik yang cukup berkembang untuk mengimbangi setiap penularan terburuk dari zona euro bagi mayoritas korporasi yang bisnisnya sebagian besar terfokus pada domestik atau regional," katanya.

Namun, beberapa perusahaan di Asia lebih terpapar krisis Eropa daripada lainnya.

Dalam elektronik konsumen, Fitch mencatat, perusahaan-perusahaan Jepang, seperti Sony "lebih terpapar ke ekonomi lemah di pasar negara maju Eropa dibandingkan kompetitornya dari Korea Selatan, layaknya Samsung, dengan fokus pada pasar negara berkembang."

Untuk mobil, kedua perusahaan Jepang dan Korea Selatan akan merasakan beberapa dampaknya karena permintaan lebih lambat dari Eropa.

Namun, pembuat mobil Jepang lebih terpapar pada kemerosotan lebih lanjut di Amerika Serikat daripada di Eropa, kata Fitch.

Selain permintaan ekspor yang lebih lemah, cara lain krisis zona euro bisa mempengaruhi perusahaan-perusahaan Asia adalah melalui akses pada pendanaan.

Sebagai bagian dari solusi untuk masalah zona euro, bank pemegang obligasi yang diterbitkan oleh Yunani yang terpukul utang akan mengurangi 50 persen dari klaim mereka dan kreditur Eropa harus meningkatkan rasio kecukupan modal tier-satu mereka -- langkah-langkah yang mungkin mengakibatkan pinjaman bank lebih rendah.

Fitch juga menilai, perusahaan-perusahaan Asia "berada dalam posisi kuat sekarang" daripada ketika mereka akan masuk ke krisis ekonomi global pada 2008, dan sebagian besar perusahaan-perusahaan ini bergantung pada pemberi pinjaman lokal atau regional untuk kebutuhan pendanaan mereka.
(Uu.A026/A023)