Kairo (ANTARA News/AFP) - Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir, yang berkuasa pasca-kejatuhan Presiden Hosni Mubarak, dalam satu pernyataan di laman Facebook meminta maaf atas terwasnya sejumlah demonstran selama enam hari terus menerus guna menentang militer.

"Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata menyampaikan penyesalan dan permintaan maaf yang mendalam atas kematian para syuhada di antara anak bangsa Mesir yang setia selama peristiwa terakhir di Lapangan Tahrir," catat lembaga tersebut.

Plaza Kairo adalah lokasi pusat aksi protes selama 18 hari, yang juga menggulingkan Presiden Hosni Mubarak pada Februari 2011, dan menjadi ikon pemberontakan Arab Spring.

Facebook lembaga itu juga menuliskan: "Dewan juga menyampaikan belasungkawa kepada para keluarga syuhada di seluruh Mesir."

Pernyataan itu muncul setelah pidato kepala Bidang Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir, Marsekal Hussein Tantawi, yang bertujuan untuk menenangkan para pengunjuk rasa di alun-alun itu, tetapi sangat dikecam karena tidak membuat penyebutan kematian di tangan polisi.

Kementerian kesehatan telah menyatakan korban tewas di seluruh Negeri Piramid tersebut menjadi 35 orang di seluruh negara itu sejak bentrokan pertama meletus pada Sabtu (19/11).

Dalam pernyataan Facebook-nya, Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir bersumpah untuk menyelidiki dan mengadili semua orang-orang yang berada di balik kematian itu.

Pihaknya juga berjanji untuk memberikan bantuan kepada keluarga korban yang tewas dan terluka, serta untuk mendirikan rumah sakit lapangan militer di Lapangan Tahrir.
(Uu.H-AK/B002)