Jakarta (ANTARA News) - Sistem transportasi "TransJakarta" menarik perhatian peserta widya wisata luar negeri dari Pakistan yang merupakan model bagus untuk dikembangkan di kota-kota besar di negara Asia Selatan itu untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.

"Kami tertarik dengan sistem transportasi itu," kata Dekan Sekolah Nasional Kebijakan Publik (NSPP) Lahore, Iftikhar Ahmed, di Jakarta, Rabu, seusai menyaksikan pameran karya sulaman tradisional dan foto-foto tentang kehidupan di Pakistan.

Ahmed, yang didampingi Sekretaris Pertama Kedutaan Besar Pakistan Saeed Javed, mengatakan, sejumlah kota besar di Pakistan mengalami kemacetan lalu lintas dan bisa mengatasinya dengan mengambil model sistem transportasi "TransJakarta".

Selain sistem transportasi itu, katanya, peserta widya wisata luar negeri Pakistan dapat mengambil pelajaran tentang strategi pertumbuhan dan pengembangan usaha kecil dan menengah yang dikembangkan di Indonesia.

Sebanyak sembilan peserta program itu beserta beberapa staf NSPP mengadakan kunjungan ke Indonesia selama empat hari.

Mereka yang merupakan calon pejabat publik di Pakistan mengadakan diskusi dengan pejabat-pejabat dari Lemhanas, Kadin, Bappenas dan the Habibie Center.

Dari Indonesia, mereka akan mengadakan kunjungan serupa ke Australia.

Ahmed mengatakan pihaknya sedang merintis kerja sama dengan pihak-pihak di Indonesia untuk meningkatkan kerja sama di masa mendatang.

"Kami sedang merintis pembuatan MoU sebagai bagian dari program pelatihan ini," katanya.


Pameran

Bersamaan dengan kunjungan para peserta itu, sejumlah mahasiswa juga menyaksikan pameran yang digelar di Kedutaan Besar Pakistan.

Lebih dari 100 helai sulaman yang semuanya dibuat oleh wanita-wanita di daerah gurun Pakistan beserta 100 foto yang menunjukkan daerah, masyarakat, dan kebudayaan Pakistan, ditampilkan dalam pameran ini di Galeri Nasional Indonesia, Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 14, Jakarta Pusat, sampai 28 November.

Pameran bertajuk "Dreams Stitched in Colours" ini menampilkan seni sulaman klasik dan unik serta foto-foto mengenai keunikan alam Pakistan yang bisa menjadi pilihan para wisatawan untuk mengunjungi negeri tersebut.

Pameran tersebut dibuka Jumat lalu (18/11) oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim dan Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Sanaullah.

Musliar menyampaikan bahwa Pakistan dan Indonesia memiliki kesamaan dalam nilai-nilai Islami dan kekayaan kebudayaan yang bisa dimanfaatkan untuk memperluas ikatan persahabatan di berbagai bidang. Acara ini merupakan upaya Kedutaan Besar Pakistan untuk memberi gambaran yang nyata atas negaranya.

Sanaullah menyatakan, pameran ini adalah persembahan untuk wanita-wanita gurun Pakistan yang hidup di dalam kondisi yang keras tetapi bisa menghasilkan sulaman yang indah. (M016/Z002)