Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu ditutup terkoreksi 1,30 persen seiring masih tertekannya saham unggulan akibat ambil untung oleh pelaku pasar.

IHSG BEI ditutup turun 48,52 poin atau 1,30 persen ke posisi 3.687,01. Sementara, kelompok indeks 45 saham unggulan (LQ45) juga tercatat melemah 8,98 poin (1,36 persen) ke posisi 651,04 poin.

"Aksi profit taking atau ambil untung terhadap saham-saham unggulan menjadi katalis negatif terhadap indeks BEI," kata Analis Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, di Jakarta, Rabu.

Ia menyatakan, revisi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) serta naiknya yield obligasi beberapa negara Eropa, menjadi alasan pemodal untuk melakukan aksi ambil untung.

"Investor asing juga masih melakukan aksi jual bersih pada perdagangan Rabu ini," katanya.

Data perdagangan saham BEI mencatat, pelaku pasar asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp346,09 miliar.

Ia memproyeksikan, indeks BEI pada Kamis (24/11) akan berada dalam tekanan akibat faktor eksternal. Investor masih akan melihat beberapa data makro ekonomi penting dari AS sebelum mengambil keputusan.

"Di tengah melemahnya saham unggulan, kami melihat masih ada peluang untuk trading pada saham lapis kedua dan ketiga. Diperkirakan kisaran support-resistance besok di level 3.640 hingga 3.720 poin," katanya.

BEI mencatat, transaksi saham sebanyak 83.248 ribu kali, dengan volume perdagangan mencapai 1,982 miliar lembar saham senilai Rp2,134 triliun.

Tercatat dalam data perdagangan saham BEI bahwa saham-saham yang naik hanya sebanyak 35 saham, sementara 205 saham melemah, dan 68 saham tidak bergerak harganya.

Bursa regional diantaranya, indeks Hang Seng melemah 387,16 poin (2,12 persen) ke level 17.864,43, indeks Nikkei-225 turun 33,53 poin (0,40 persen) ke level 8.314,74, dan indeks Strait Times melemah 40,63 poin (1,50 persen) ke level 2.676,57. (*)