Bandung (ANTARA News)- Kepala Balai Bahasa Bandung, Abdul Khak menuturkan, tradisi menulis di Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan dengan tradisi membaca, terlebih di kalangan anak muda.

"Minat membaca saja sebenarnya masih rendah. Bayangkan, minat menulis justru berada di bawah minat membaca. Ini tentunya sangat mengkhawatirkan," kata Abdul Khak ketika dihubungi di Bandung, Rabu.

Abdul menerangkan, rendahnya tradisi menulis ini akibat rendahnya minat membaca.

"Kedua kegiatan ini saling mempengaruhi. Membaca itu referensi untuk menulis. Bagaimana bisa seseorang menulis jika tidak suka membaca," terangnya.

Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi keduanya juga terletak dari proses kegiatannya. Abdul menuturkan, membaca termasuk kegiatan yang pasif dan bisa dilakukan di mana saja. Berbeda dengan menulis yang termasuk kegiatan aktif.

"Kalau menulis itu orang butuh energi yang lebih ketimbang membaca karena kegiatan aktif. Kalau membaca bisa dilakukan di mana saja, bisa di rumah sambil santai atau dalam angkutan umum ketika dalam perjalanan," katanya.

Saat ini, kata Abdul, banyak dosen-dosen di sejumlah perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri yang mengeluhkan kualitas tulisan mahasiswa.

"Kualitas dan kemampuan menulis mahasiswa saat ini cenderung rendah. Ini juga membuktikan bahwa, minat membaca mahasiswa sekalipun rendah," lanjutnya.
(277/I006)