Jakarta (ANTARA News) - Komisi XI DPR RI menyetujui anggaran operasional 2012 yang diajukan Bank Indonesia dalam rapat kerja di Jakarta, Selasa, dengan catatan realisasi penerimaan bisa melebihi target.
Dalam rapat yang dipimpin Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Harry Azhar Azis itu, Gubernur BI Darmin Nasution mengajukan anggaran penerimaan operasional sebesar Rp27,37 triliun dan anggaran pengeluaran operasional Rp5,23 triliun.
Jumlah itu lebih besar dibanding anggaran penerimaan BI 2011 sebesar Rp22,63 triliun dengan perkiraan realisasi sekitar Rp25,4 triliun. Sementara anggaran pengeluaran justru lebih kecil dari 2011 sebesar Rp5,27 triliun dengan perkiraan realisasi Rp4,33 triliun.
Darmin menjelaskan, rincian anggaran pengeluaran diperlukan antara lain untuk gaji dan penghasilan lainnya Rp2,13 triliun, pengembangan dan pemeliharaan SDM Rp1,54 triliun, logistik Rp537 miliar, operasional kegiatan pendukung Rp346 miliar, pajak Rp428 miliar dan biaya tak terduga Rp249 miliar.
Dibanding anggaran 011, anggaran pengeluaran meningkat di pos gaji yang pada 2011 dianggarkan Rp1,99 triliun, sementara pos pemeliharaan SDM turun dibanding 2011 yang sebesar Rp1,79 triliun, sementara logistik meningkat dibanding 2011 yang sebesar Rp519,8 miliar.
Menurut Darmin, anggaran 2012 ditujukan untuk penguatan kapabilitas manajemen internal BI guna menciptakan manajemen organisasi yang lebih efektif dan good governance yang lebih kuat.
"Yang akan menjadi titik berat adalah penyelarasan kembali proses bisnis di BI, integrasi sistem informasi secara bertahap, implementasi performance based budgeting secara bertahap, persiapan implementasi manajemen kelangsungan kegiatan BI dan peningkatan kompetensi dan kecukupan jumlah SDM serta penguatan komunikasi kebijakan," katanya.
Dalam kesempatan itu, Darmin mengatakan bahwa pada 2012 pihaknya akan menghadapi tantangan yang cukup berat untuk mempertahankan berbagai kinerja positif perekonomian nasional.
"Hal ini tidak terlepas dari pengarug kondisi perekonomian di belahan Amerika Serikat dan kawasan Eropa yang dipenuhi ketidakpastian dan dikhawatirkan akan terus berlanjut. Kondisi itu dapat menurunkan kondisi ekonomi global secara keseluruhan," katanya.
Kekhawatiran ini, lanjutnya, sudah terasa pada triwulan III tahun ini yang ditandai oleh melemahnya bursa saham, meningkatnya indikator risiko utang, dan tekanan pembalikan arus modal portofolio oleh investor global dari emerging economies termasuk di Indonesia.
(T.D012/N002)
DPR setujui anggaran operasional Bank Indonesia
22 November 2011 23:33 WIB
Dr. Harry Azhar Aziz, MA. (FOTO.ANTARA)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
Tags: