Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar mengajak umat Islam bersatu untuk menjaga perdamaian di seluruh dunia.

"Di tengah rasa syukur sebagai umat Islam Indonesia, kita dapat menjalankan ibadah dengan damai di tengah kebinekaan suku dan agama. Kita belum tenang jika saudara-saudara kita umat Islam di negara lain tidak dapat menjalankan ibadah dengan tenang," kata Muhaimin dalam pidato peringatan Idulfitri 1443 Hijriah di Jakarta, Selasa.

Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengungkapkan di Indonesia Idulfitri disambut penuh kegembiraan dan sukacita sebagai selebrasi kemenangan usai 1 bulan berpuasa Ramadan. Namun, di berbagai belahan dunia lainnya, umat Islam merayakan Idulfitri dengan penderitaan, kecemasan, dan ketidakpastian.

Sementara itu, umat Islam di Tanah Air bersukacita merayakan Idulfitri. Menurut Gus Muhaimin, masih banyak umat Islam di negara konflik yang tidur di barak-barak pengungsian dengan berbagai keterbatasan.

"Umat Islam di seluruh dunia tidak dapat berdiam diri melihat dunia yang tidak baik-baik saja, dunia yang terancam, dunia yang belum damai. Umat Islam harus lebih aktif membangun perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan," katanya.

Terkait dengan hal itu, Gus Muhaimin menyinggung soal konflik Ukraina dan Rusia yang masih berlangsung hingga saat ini. Menurut dia, perang tersebut melahirkan penderitaan bagi umat Islam di kedua negara yang bertikai.

Di Ukraina, lanjut Gus Muhaimin, terdapat setidaknya dua juta jiwa penduduk muslim dari total 46 juta penduduk Ukraina. Belum lagi, ada 200 masjid dan 20 islamic center yang menjadi pusat kegiatan umat.

Oleh karena itu, Gus Muhaimin mengajak umat Islam Indonesia untuk mengulurkan tangan, memberikan bantuan kemanusiaan kepada muslim di Ukraina.

"Sementara itu, di Rusia, setidaknya ada 20 juta sampai 25 juta warga muslim. Mereka sekarang ikut menderita karena sanksi ekonomi yang diterapkan negara-negara Barat," ungkapnya.

Kondisi senada juga terjadi di Palestina. Wakil Ketua DPR RI ini mengajak seluruh pihak untuk mewujudkan perdamaian di Palestina agar tidak ada lagi penderitaan dan air mata di negara tersebut.

"Kita perlu bersatu. Bersuara keras mendesak PBB. Mendesak negara maju untuk bersikap adil serta mengakui kemerdekaan Palestina," katanya menegaskan.

Di akhir pidatonya, Gus Muhaimin juga meminta umat Islam se-Tanah Air tidak melupakan nasib pengungsi Rohingya di Myanmar dan etnis Uighur di Tiongkok, yang saat ini juga masih berjuang keluar dari penindasan.

Ia mengatakan bahwa pemerintah Indonesia perlu mengambil peran lebih untuk menyelesaikan masalah ini.

"Guru bangsa kita, K.H. Abdurrahman Wahid, presiden ke-4 Indonesia pernah menyatakan orang yang benar-benar cinta pada Islam akan tahu bahwa agama melarang tindak kekerasan dan hanya mengizinkan untuk mempertahankan diri jika diusir dari rumah mereka," pesan Muhaimin.

Baca juga: 1.847 anak di antara ribuan orang sudah diangkut dari Ukraina ke Rusia

Baca juga: PBB: Sudah 3.000 warga sipil tewas di Ukraina