Jakarta (ANTARA News) - Kepala Unit Percepatan Pembangunan Provinsi
Papua dan Provinsi Papua Barat (UP4B), Bambang Dharmono, menegaskan bahwa pasukan cadangan Amerika Serikat (AS) sebanyak 2500 personil di Darwin,
Australia, tak akan ikut campur dalam masalah Papua, meskipun ada PT
Freeport di sana.
Demikian dikatakan oleh Bambang Dharmono usai rapat kerja dengan Komisi I DPR RI, di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin.
"Militer dikerahkan, tentu ada mekanisme dan sistem. Apakah mau nyebrang secara sembarangan," kata Bambang.
Ia juga menyebutkan, sebagai Kepala UP4B, tentunya akan mengikuti apa yang dilakukan oleh kepala negara.
"Saya
tidak mau berandai-andai dan pemerintah tentu punya perhitungan
tersendiri. Serahkan kepada presiden. Apa yang dikatakan presiden, itu
yang akan kita lakukan," kata Bambang.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin
mengatakan, penempatan pasukan cadangan AS akan dapat menimbulkan
ketegangan baru di kawasan Asia Tenggara, terutama Indonesia.
"Kehadiran
pasukan AS di Darwin itu macam-macam, dapat timbulkan
ketengangan-ketegangan baru dan tidak menguntungkan," kata TB
Hasanuddin.
Mantan perwira TNI itu menambahkan, bila memang pasukan cadangan AS
itu untuk membantu Indonesia menghadapi bencana, maka tak akan
diperlengkapi dengan persenjataan yang canggih.
"Pasukan itu
adalah pasukan reaksi cepat, dilengkapi persenjataan canggih, pasti
untuk kepentingan, termasuk mem-pres (menekan) agar PT Freeport tak
diganggu," kata TB Hasanuddin.
Dikatakan, pemerintah seharusnya pertanyakan dan minta jaminan dan serukan main set agar negara-negara Asean jangan terpengaruh.
"Harus dibuktikan bahwa mereka ditempatkan di Darwin bukan untuk mengantisipasi Papua.
AS menempatkan pasukan cadangannya sebanyak 2500 personil marinir di
Darwin, Australia guna membantu Indonesia dalam menghadapi bencana
alam.
(Zul/S026)
Kepala UP4B: Pasukan AS tak akan campuri soal Papua
21 November 2011 19:03 WIB
Kepala Unit Percepatan Pembangunan Papua Barat, Bambang Dharmono (ANTARA/Ujang Zaelani/10)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011
Tags: