Lebaran
Warga Pangkapinang gelar tradisi Nganggung, rayakan Idul Fitri
2 Mei 2022 09:35 WIB
Seorang warga di lingkungan Masjid Jami' Pangkalpinang membawa berbagai makanan menggunakan dulang untuk melaksanakan tradisi Nganggung menyambut Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriyah, Senin (2/5/2022). ANTARA Aprionis
Pangkalpinang (ANTARA) - Warga Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar tradisi Nganggung atau makan bersama menggunakan dulang di masjid, sebagai ungkapan suka cita dan syukur pada Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah.
Pantauan ANTARA di sejumlah masjid di Kota Pangkalpinang, seperti Masjid Jami' Al Aziz dan masjid di seputaran Jalan Ahmad Yani dan Jalan Balai Kota Pangkalpinang, Senin pagi, sebagian warga sekitar masjid masing-masing setelah Shalat Idul Fitri 1443 Hijriah membawa berbagai makanan menggunakan dulang ke masjid untuk disantap bersama-sama.
"Kami tetap menggelarnya, karena sudah menjadi tradisi masyarakat daerah ini," kata Sekretaris Masjid Al Aziz Pangkalpinang Firman Aghriby.
Baca juga: Masjid di Pangkalpinang tiadakan tradisi "nganggung" usai Shalat Id
Warga yang ikut Nganggung di masjid tidak sebanyak saat Lebaran tahun-tahun sebelumnya karena sebagian mereka memilih tetap berada di rumah untuk menghindari penularan COVID-19.
"Pelaksanaan tradisi Nganggung ini tetap mengikuti protokol kesehatan COVID-19 yang ditetapkan pemerintah, seperti mengatur jarak antarwarga, pengecekan suhu tubuh, menggunakan masker, menyedia tempat cuci tangan, dan lainnya," kata dia.
Seorang pengurus Masjid Jami' Pangkalpinang Syamsul Bahri mengatakan kegiatan Nganggung merupakan tradisi turun-temurun untuk mempererat silaturahim dan kebersamaan masyarakat di sekitar masjid pada Idul Fitri.
"Warga biasanya membawa ketupat, rendang, dan kue-kue tradisional untuk disantap bersama di masjid saat Nganggung pada Hari Raya Idul Fitri," katanya.
Baca juga: Sebagian warga Pangkalpinang "nganggung" untuk rayakan Idul Fitri
Baca juga: Cegah COVID-19, warga Babel diminta tak gelar tradisi "nganggung"
Baca juga: Malam Tujuh Likor, tradisi di Sambas penanda Idul Fitri segera hadir
Pantauan ANTARA di sejumlah masjid di Kota Pangkalpinang, seperti Masjid Jami' Al Aziz dan masjid di seputaran Jalan Ahmad Yani dan Jalan Balai Kota Pangkalpinang, Senin pagi, sebagian warga sekitar masjid masing-masing setelah Shalat Idul Fitri 1443 Hijriah membawa berbagai makanan menggunakan dulang ke masjid untuk disantap bersama-sama.
"Kami tetap menggelarnya, karena sudah menjadi tradisi masyarakat daerah ini," kata Sekretaris Masjid Al Aziz Pangkalpinang Firman Aghriby.
Baca juga: Masjid di Pangkalpinang tiadakan tradisi "nganggung" usai Shalat Id
Warga yang ikut Nganggung di masjid tidak sebanyak saat Lebaran tahun-tahun sebelumnya karena sebagian mereka memilih tetap berada di rumah untuk menghindari penularan COVID-19.
"Pelaksanaan tradisi Nganggung ini tetap mengikuti protokol kesehatan COVID-19 yang ditetapkan pemerintah, seperti mengatur jarak antarwarga, pengecekan suhu tubuh, menggunakan masker, menyedia tempat cuci tangan, dan lainnya," kata dia.
Seorang pengurus Masjid Jami' Pangkalpinang Syamsul Bahri mengatakan kegiatan Nganggung merupakan tradisi turun-temurun untuk mempererat silaturahim dan kebersamaan masyarakat di sekitar masjid pada Idul Fitri.
"Warga biasanya membawa ketupat, rendang, dan kue-kue tradisional untuk disantap bersama di masjid saat Nganggung pada Hari Raya Idul Fitri," katanya.
Baca juga: Sebagian warga Pangkalpinang "nganggung" untuk rayakan Idul Fitri
Baca juga: Cegah COVID-19, warga Babel diminta tak gelar tradisi "nganggung"
Baca juga: Malam Tujuh Likor, tradisi di Sambas penanda Idul Fitri segera hadir
Pewarta: Aprionis
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022
Tags: