Jakarta (ANTARA) - Partai Buruh bersama sejumlah serikat pekerja memberi gelar Pahlawan Buruh Nasional kepada aktivis Marsinah dan tiga tokoh lainnya, yaitu Muchtar Pakpahan, Jacob Nuwa Wea, dan Thamrin Mosii saat peringatan Hari Buruh Internasional di Jakarta, Minggu.

Marsinah dan tiga tokoh buruh itu menerima anugerah Pahlawan Buruh Nasional karena mereka dinilai berjasa terhadap perjuangan dan kemajuan kelompok buruh, kata Presiden Partai Buruh Said Iqbal saat acara pemberian anugerah di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta.

“Khusus untuk Marsinah, Partai Buruh akan membentuk panitia khusus yang bertugas mengusulkan (kepada pemerintah agar) Marsinah (menerima gelar) sebagai pahlawan nasional,” kata Said Iqbal.

Baca juga: Partai Buruh usul Marsinah diberi gelar pahlawan nasional

Ia menyampaikan sejauh ini belum ada pahlawan nasional dari tokoh dan aktivis buruh, padahal buruh merupakan kelompok penting dalam sejarah bangsa.

“Kami akan berjuang. Partai Buruh akan berjuang sekuat-kuatnya, sehormat-hormatnya memastikan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional Republik Indonesia,” kata Presiden Partai Buruh itu.

Penghargaan dari Partai Buruh untuk Marsinah diterima oleh kakak kandungnya, yaitu Marsini, yang hadir langsung di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta.

Marsinah merupakan seorang perempuan kelahiran Nganjuk yang bekerja sebagai buruh pabrik arloji PT Catur Putra Surya di Sidoarjo, Jawa Timur. Ia menjadi salah satu pekerja yang aktif berunjuk rasa memperjuangkan kenaikan gaji dan mengajak karyawan pabrik lainnya untuk mogok kerja.

Baca juga: Khofifah ziarahi makam Marsinah tepat di May Day

Namun karena perjuangannya itu, Marsinah menjadi korban penculikan dan penyiksaan sejumlah orang. Marsinah, yang sempat hilang selama beberapa hari, kemudian ditemukan tewas karena dianiaya dan sempat diperkosa.

Pelaku yang membunuh dan memperkosa Marsinah sampai saat ini belum ditangkap dan diadili. Kematian Marsinah masuk dalam catatan Organisasi Buruh Dunia (ILO) yang kemudian dikenal dengan sebutan Kasus 1773.

Sementara itu, Muchtar Pakpahan merupakan tokoh buruh era Orde Baru yang beberapa kali dipenjara karena memperjuangkan nasib para pekerja.

Muchtar merupakan pendiri dan Ketua Pertama Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) dan Partai Buruh.

Baca juga: Komite Aksi Perempuan selenggarakan "Obor Marsinah"

Penghargaan terhadap Muchtar, yang wafat pada tahun lalu diterima oleh istrinya Rosintan Marpaung.

Kemudian, Jacob Nuwa Wea merupakan Menteri Tenaga Kerja pada masa Pemerintahan Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri. Jacob yang telah berpulang pada 2016, menjadi satu-satunya Menteri Tenaga Kerja yang berasal dari kelompok buruh sehingga banyak kebijakannya yang dianggap berpihak pada para pekerja.

Penghargaan Pahlawan Buruh Nasional kepada Jacob diterima oleh anaknya, William Yani.

Terakhir, Thamrin Mosi merupakan tokoh buruh yang sempat menjabat sebagai Ketua Umum KSPI dan memprakarsai berdirinya sejumlah serikat pekerja, antara lain Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI).