Pengunjung keluhkan kemacetan di sekitar Jakabaring
20 November 2011 17:05 WIB
Ratusan penonton saling berebut masuk ke shuttle bus gratis di komplek Jakabaring Sport Center (JSC), Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (19/11). Setiap harinya ribuan penonton saling berebutan angkutan gratis, akibat tidak berimbangnya jumlah angkutan dengan jumlah penonton. (FOTO ANTARA/Akbar Nugroho Gumay/11)
Palembang (ANTARA News) - Para pengunjung termasuk wartawan yang bertugas meliput SEA Games ke-26 di kawasan olahraga Jakabaring Palembang, Sumatera Selatan, mengeluhkan kondisi kemacetan lalu lintas yang mengganggu kelancaran aktivitas mereka.
Sejumlah pengunjung dan wartawan yang di sela peliputan berniat mengunjungi arena Pameran Internasional Sriwijaya di Dekranasda Jakabaring, Minggu, mengaku sempat terjebak kemacetan sehingga sulit bergerak saat menuju area pameran diikuti ratusan utusan dari dalam dan luar negeri itu.
Kemacetan lalu lintas di sekitar kawasan Jakabaring Sport City yang menjadi pusat kegiatan pertandingan SEA Games ke-26 di Palembang, 11-22 November 2011, berimbas ke kawasan sekitarnya termasuk di sekitar Dekranasda yang berada di depannya.
Kemacetan lalu lintas itu terus berlanjut hingga wilayah sekitar perempatan lampu lalu lintas simpang Plaju dan menuju Jembatan Ampera.
Kendaraan roda empat maupun roda dua yang mulai memasuki area Bundaran Air Mancur depan Masjid Agung Palembang melewati Jembatan Ampera harus berjalan perlahan.
Kendati sejumlah polisi lalu lintas bersiaga mengatur kendaraan yang lalu lalang, kepadatan arus kendaraan membuat kemacetan tak dapat dihindari lagi.
Menurut Tono, warga pendatang yang berkunjung ke Palembang, sangat disayangkan adanya kemacetan lalu lintas seperti itu, sehingga sejumlah pengunjung membatalkan niat mengunjungi arena pameran internasional di Jakabaring itu.
"Kita harus berjuang menembus kemacetan, baru bisa sampai ke sana. Setelah masuk pun bisa terjebak macet dan sulit masuk dan keluar lagi," ujar dia.
Kondisi tersebut dikeluhkan sejumlah pengunjung lain, termasuk para wartawan yang mulai mencari oleh-oleh di luar tugas peliputan SEA Games ini.
Sebelumnya, pihak Mabes Polri perlu memback up penanganan rekayasa lalu lintas di Kota Palembang untuk mempersiapkan diri menghadapi SEA Games ke-26 ini.
Direktorat Lalu Lintas Mabes Polri bahkan sampai perlu menerjunkan puluhan mobil Patroli Jalan Raya (PJR) yang secara khusus didatangkan dari Jakarta bersama personelnya.
Pihak Polresta Palembang juga berkoordinasi dengan Polda Sumsel serta didukung Mabes Polri untuk menangani antisipasi kemacetan dan gangguan kelancaran lalu lintas selama SEA Games ke-26 berlangsung.
Peneliti asal Australia, Dr Simon Creak, justru menilai Kota Palembang mampu dan layak untuk menggelar event lebih besar dari SEA Games, seperti Asian Games, asalkan dapat memperbaiki sistem lalu lintas di daerah ini.
"Setelah melihat langsung pelaksanaan SEA Games, bisa saja Asian Games digelar di sini, asalkan sistem lalu lintas lebih dimodernisasi. Selain itu, harus menambah satu jembatan lagi karena saya melihat Jembatan Ampera menjadi satu-satunya akses ke Jakabaring," kata Simon pula.
Menurut dia, pola kehidupan masyarakat di Sumatera Selatan lambat laun akan berubah jika kerap kali menggelar event berskala internasional.
"Memang untuk tahap awal masih banyak pelanggaran, Australia pun begitu saat menggelar Olimpiade Sidney. Hanya bedanya, petugas di Australia lebih tegas menerapkan aturan jika dibandingkan di sini," kata dia.
Dia menjelaskan, seperti penerapan larangan parkir, larangan merokok, larangan membuang sampah sembarangan, dan beberapa peraturan lainnya hendaknya dapat diterapkan dengan baik.
"Seperti sudah ada tulisan pintu keluar pada Stadion Akuatik, tapi tetap saja pengunjung yang datang masuk pada pintu itu. Tapi, hal itu dapat ditolerir karena event SEA Games hanya sebatas negara di Asia Tenggara," kata dia.
Selanjutnya, semua itu perlu dibenahi dengan dukungan rekayasa lalu lintas yang lebih baik, sehingga setiap menggelar event internasional tidak terjadi permasalahan yang mengganggu kelancaran kendaraan bermotor di sekitar tempat utama kegiatan berlangsung.
(B014)
Sejumlah pengunjung dan wartawan yang di sela peliputan berniat mengunjungi arena Pameran Internasional Sriwijaya di Dekranasda Jakabaring, Minggu, mengaku sempat terjebak kemacetan sehingga sulit bergerak saat menuju area pameran diikuti ratusan utusan dari dalam dan luar negeri itu.
Kemacetan lalu lintas di sekitar kawasan Jakabaring Sport City yang menjadi pusat kegiatan pertandingan SEA Games ke-26 di Palembang, 11-22 November 2011, berimbas ke kawasan sekitarnya termasuk di sekitar Dekranasda yang berada di depannya.
Kemacetan lalu lintas itu terus berlanjut hingga wilayah sekitar perempatan lampu lalu lintas simpang Plaju dan menuju Jembatan Ampera.
Kendaraan roda empat maupun roda dua yang mulai memasuki area Bundaran Air Mancur depan Masjid Agung Palembang melewati Jembatan Ampera harus berjalan perlahan.
Kendati sejumlah polisi lalu lintas bersiaga mengatur kendaraan yang lalu lalang, kepadatan arus kendaraan membuat kemacetan tak dapat dihindari lagi.
Menurut Tono, warga pendatang yang berkunjung ke Palembang, sangat disayangkan adanya kemacetan lalu lintas seperti itu, sehingga sejumlah pengunjung membatalkan niat mengunjungi arena pameran internasional di Jakabaring itu.
"Kita harus berjuang menembus kemacetan, baru bisa sampai ke sana. Setelah masuk pun bisa terjebak macet dan sulit masuk dan keluar lagi," ujar dia.
Kondisi tersebut dikeluhkan sejumlah pengunjung lain, termasuk para wartawan yang mulai mencari oleh-oleh di luar tugas peliputan SEA Games ini.
Sebelumnya, pihak Mabes Polri perlu memback up penanganan rekayasa lalu lintas di Kota Palembang untuk mempersiapkan diri menghadapi SEA Games ke-26 ini.
Direktorat Lalu Lintas Mabes Polri bahkan sampai perlu menerjunkan puluhan mobil Patroli Jalan Raya (PJR) yang secara khusus didatangkan dari Jakarta bersama personelnya.
Pihak Polresta Palembang juga berkoordinasi dengan Polda Sumsel serta didukung Mabes Polri untuk menangani antisipasi kemacetan dan gangguan kelancaran lalu lintas selama SEA Games ke-26 berlangsung.
Peneliti asal Australia, Dr Simon Creak, justru menilai Kota Palembang mampu dan layak untuk menggelar event lebih besar dari SEA Games, seperti Asian Games, asalkan dapat memperbaiki sistem lalu lintas di daerah ini.
"Setelah melihat langsung pelaksanaan SEA Games, bisa saja Asian Games digelar di sini, asalkan sistem lalu lintas lebih dimodernisasi. Selain itu, harus menambah satu jembatan lagi karena saya melihat Jembatan Ampera menjadi satu-satunya akses ke Jakabaring," kata Simon pula.
Menurut dia, pola kehidupan masyarakat di Sumatera Selatan lambat laun akan berubah jika kerap kali menggelar event berskala internasional.
"Memang untuk tahap awal masih banyak pelanggaran, Australia pun begitu saat menggelar Olimpiade Sidney. Hanya bedanya, petugas di Australia lebih tegas menerapkan aturan jika dibandingkan di sini," kata dia.
Dia menjelaskan, seperti penerapan larangan parkir, larangan merokok, larangan membuang sampah sembarangan, dan beberapa peraturan lainnya hendaknya dapat diterapkan dengan baik.
"Seperti sudah ada tulisan pintu keluar pada Stadion Akuatik, tapi tetap saja pengunjung yang datang masuk pada pintu itu. Tapi, hal itu dapat ditolerir karena event SEA Games hanya sebatas negara di Asia Tenggara," kata dia.
Selanjutnya, semua itu perlu dibenahi dengan dukungan rekayasa lalu lintas yang lebih baik, sehingga setiap menggelar event internasional tidak terjadi permasalahan yang mengganggu kelancaran kendaraan bermotor di sekitar tempat utama kegiatan berlangsung.
(B014)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011
Tags: