Bandarlampung (ANTARA) - Mudik Lebaran menjadi suatu fenomena tahunan yang lumrah terjadi di tengah masyarakat menjelang hari raya. Berbondong-bondong datang ke kampung halaman dari perantauan jadi sebuah kebiasaan yang melekat bagi masyarakat hingga membentuk sebuah tradisi.

Meski sempat tertunda selama 2 tahun lamanya akibat kedatangan COVID-19, yang mengamuk dan sempat menghambat beragam sektor hingga mengakibatkan pembatasan pergerakan masyarakat untuk sementara waktu. Kini masyarakat telah diberikan sedikit pelonggaran dimana mereka dapat melepas rindu akan kampung halaman.

Sebanyak 85 juta orang memilih beragam cara untuk melepas kerinduan dengan kolega yang mungkin terpisah dalam dua tahun terakhir. Bus, pesawat, mobil pribadi, kapal, hingga sepeda motor menjadi moda transportasi favorit yang digunakan masyarakat dalam melakukan perjalanan mudik Lebaran 2022.

Simpul transportasi pun telah penuh dipadati lautan manusia sejak tiga hari menjelang Lebaran, bahkan ada yang memilih untuk pergi lebih awal untuk menyeberang ataupun terbang melintasi berbagai daerah dan pulau, tanpa mengindahkan rasa kantuk serta lelah dalam migrasi situasional itu.

Baca juga: Kemenparekraf harap dampak ekonomi mudik tersebar ke berbagai daerah
Baca juga: Pengamat: Mudik berdampak positif bagi kinerja perekonomian

Buah Tangan

Mudik selain identik dengan silaturahmi dengan kolega, kurang pas rasanya bila tanpa membawa buah tangan untuk menyambut hangatnya senyuman orang terkasih di kampung halaman pada hari raya setelah beberapa waktu tak bertemu untuk melepas rindu.

Adanya kebutuhan akan membawa buah tangan bagi sanak keluarga pada musim mudik perdana pasca COVID-19 melandai ini, ternyata membuahkan berkah bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang ada di simpul transportasi serta pusat jajanan. Salah satunya bagi berbagai pelaku UMKM yang ada di Lampung.

Sinergisitas antara pengelola simpul transportasi dengan pelaku UMKM dalam menyambut berkah di momen mudik Lebaran itu salah satunya terlihat di Bandara Radin Inten II Lampung.

Beragam jajanan, kerajinan tangan, hingga produk minuman khas Lampung terjajar rapi di meja yang disiapkan pengelola bandar udara di depan area tunggu kedatangan dan keberangkatan. Tak hanya jadi bahan lirikan, namun produk UMKM yang menggoda hati itu pun siap dibawa pulang sebagai buah tangan pelipur rindu kepada keluarga.

Pemanfaatan momen mudik untuk memasarkan produk UMKM lokal itu ternyata telah membuahkan hasil dimana, pelaku UMKM mendapatkan keuntungan yang cukup untuk kembali memproduksi produk serta sebagai bekal di hari raya.

Hal tersebut diungkapkan oleh Fenny salah seorang pelaku UMKM Lampung yang telah sepekan menjajakan produk UMKM miliknya di area simpul transportasi tersebut.

Wanita berkerudung itu mengatakan dalam sepekan terakhir dirinya telah menjajakan produk UMKM miliknya serta sejumlah rekannya. Dan pada periode mudik Lebaran kali ini ia mengalami peningkatan penjualan, dari sebelumnya dalam sehari hanya mampu menjual maksimal 10-15 produk, kini dalam sehari dari 100 unit yang di bawa mampu terjual 25 hingga 30 unit.

Fenny biasanya memang tidak berjualan di situ, namun ia ikut setelah ada ajakan dari pengelola untuk melakukan bazar menyambut arus mudik Lebaran. "Memang keuntungannya lumayan bisa di atas Rp1 juta," ucapnya.

Dia melanjutkan, meningkatnya penjualan produk UMKM miliknya terjadi karena minat yang tinggi dari pemudik pengguna transportasi udara yang ingin membawa buah tangan bagi sanak saudara.

Terlihat banyak pengguna transportasi udara yang memilah dan memilih produk berupa kopi, camilan keripik pisang, keripik salak, keripik nanas hingga kopiah dengan motif benang emas yang megah khas Lampung untuk digunakan pada pada hari raya nanti.
Pemudik pengguna transportasi udara tengah bertransaksi jual beli produk milik UMKM Lampung di area keberangkatan pesawat. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.

Tingginya minat pemudik untuk membeli produk UMKM khas Lampung juga dikatakan oleh salah seorang penjual yang berada di area rehat Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), Juwita.

Wanita paruh baya itu mengatakan bahwa banyak pemudik pengguna jalan tol yang sembari singgah untuk beristirahat membeli ragam camilan khas Lampung untuk dibawa sebagai buah tangan bahkan untuk dinikmati dalam perjalanan.

Ia mengaku dagangannya banyak dibeli warga Lampung dan daerah sekitar mau dibawa pulang ke Jawa seperti keripik pisang dan kopi. "Ada yang dibawa untuk oleh-oleh tapi ada juga yang dimakan di perjalanan," katanya dengan raut muka bahagia di balik masker yang digunakan.

Ia mengatakan, pada arus mudik 2022 ini telah membawa berkah bagi penjual produk UMKM ataupun bagi penjual makanan lainnya di area rehat jalan tol, yang dalam beberapa tahun ini tidak pernah mengalami ramainya pengunjung yang datang secara bersamaan di area Pujasera.

Keuntungan lumayan untuk saat ini karena ada mudik dan bisa jadi akan lebih ramai kalau arus balik. Yang pasti mudik kali ini membawa berkah bagi UMKM setempat.

Baca juga: Teten: Manfaatkan momen mudik untuk promosi produk UMKM di "rest area"
Baca juga: Area istirahat bantu naikkan pendapatan UMKM saat mudik


Serap Produk UMKM

Pemaksimalan momentum mudik Lebaran perdana sejak dua tahun terakhir ini bagi perekonomian daerah melalui penyerapan produk UMKM oleh pemudik yang melintas di Gerbang Pulau Sumatera, sebelumnya juga pernah dilontarkan oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dalam rapat koordinasi persiapan mudik Lebaran di Lampung Selatan beberapa waktu lalu.

Lampung sebagai pintu gerbang dan juga ujung ekor Pulau Sumatera ini bisa mendatangkan keuntungan ataupun kerugian. Moeldoko berharap pada periode mudik kali ini perlu ada nilai tambah bagi perekonomian daerah dan masyarakat setempat.

Dia menjelaskan, untuk mendapatkan nilai tambah bagi perekonomian daerah juga masyarakat pada arus mudik kali ini, maka seluruh area rehat yang ada di Jalan Tol Trans Sumatera harus diisi oleh berbagai produk UMKM lokal.

Lampung sebagai daerah penyangga harus mendorong perekonomian secara maksimal dengan memanfaatkan momen mudik. Selain di jalan tol di berbagai simpul transportasi harus bersinergi meningkatkan kesejahteraan pelaku UMKM dan memperkenalkan produk khas daerah.

Meski pandemi COVID-19 telah menimbulkan beragam permasalahan dan tantangan bagi perekonomian serta pelaku UMKM lokal selama kurang lebih 2 tahun terakhir.

Dengan adanya momen mudik Lebaran 2022 jadi momentum bangkitnya kembali sektor transportasi yang tentunya menggaet UMKM sebagai sektor strategis penggerak perekonomian untuk tumbuh bersama pada satu kaitan dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah.

Baca juga: Toko oleh-oleh di jalur selatan Jateng bersiap sambut pemudik
Baca juga: Geliat UMKM jaring pundi rupiah di tol Trans Jawa