Jakarta (ANTARA) - Pemasok suku cadang mobil asal Jerman, Continental, mengharapkan krisis pasokan chip global bisa mereda di akhir 2022.

Harapan itu muncul dengan fakta banyaknya produsen chip dan semikonduktor yang meningkatkan kapasitas untuk melakukan produksi chip.

Melansir Reuters, Minggu, Continental mengatakan kelangkaan chip di 2022 masih akan terjadi namun kondisi itu akan membaik di akhir tahun.
​​
Baca juga: Continental bikin ban dari bahan daur ulang

Peningkatan keberadaan chip di dunia pun akan secara signifikan terlihat di 2023 ketika produksi benar- benar mengisi ketersediaan yang dibutuhkan industri termasuk industri otomotif.

CEO Continental Nikolai Setzer menyampaikan harapan itu dalam acara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan.

“Tentunya kondisi ini bergantung pada permintaan dan bagaimana sektor otomotif serta industri lainnya berkembang di masa sekarang hingga nanti,” kata Nikolai.

Masalah kekurangan chip global terjadi berbarengan dengan meningkatnya permintaan chip dan juga imbas dari adanya pandemi.

Kondisi itu diperparah karena sanksi Amerika Serikat kepada China yang notabenenya merupakan negara yang paling banyak memproduksi chip namun aksesnya terhalang karena sanksi itu.

Baca juga: Ekspor mobil Korsel turun 7,7 persen pada Maret di tengah krisis chip

Baca juga: BMW prioritaskan produksi EV di tengah krisis chip dan konflik Ukraina

Baca juga: Krisis chip paksa pengurangan produksi lebih lanjut di Toyota