Denpasar (ANTARA News) - Pemerintah akan perketat impor produk holtikultura dengan meningkatkan kualitas serta produktivitas di dalam negeri dan memperketat persyaratan sanitary and phytosanitary.

"Walaupun Indonesia setiap tahun mengimpor buah-buahan hanya lima persen dari jumlah produksi komoditas tersebut secara nasional, namun perlindungan terhadap produksi lokal sejenis harus tetap dilakukan," kata Menteri Pertanian Suswono usai pembukaan Pekan Flori Flora Nasional (PF2N) dan Sanur Village Festival (SVF), Sabtu (19/11) malam.

Menurut dia, bahkan walaupun komoditas yang diimpor itu mayoritas adalah produk yang tidak ada di dalam negeri, seperti kiwi dan pear, namun harus ada pengawasan ketat supaya diperoleh buah yang berkualitas.

Dia mengatakan, kualitas produksi dalam negeri dilakukan di antaranya melalui teknologi benih dan penemuan varietas baru yang lebih unggul.

"Setiap tahun banyak temuan varietas baru yang bisa disosialisasikan kepada petani, seperti dipamerkan di acara ini," ujarnya.

Menurut Suswono, produk pertanian Tanah Air memang harus memiliki daya saing, apalagi dengan telah disepakatinya masyarakat kawasan Asia Tenggara di KTT Asean belum lama ini sehingga persaingan akan semakin ketat.

Peningkatan daya saing itu dengan pengembangan teknologi rekayasa genetika melalui lembaga penelitian maupun swasta terus diupayakan jenis unggul yang memiliki nilai tambah untuk masuk pasar global.

Dia mengatakan, sebanyak 138 varietas baru tanaman buah dan sayuran dipamerkan 15 perusahaan pembibitan di Jambore Varietas PF2N.

"Bahkan di negeri ini, terdapat buah-buahan eksotis yang tidak dimiliki negara-negara subtropis, antara lain manggis, mangga, pepaya dan pisang," ujarnya.

Dirjen Hortikultura Kementan Hasanuddin Ibrahim mengatakan, produksi sayuran mencapai 10,6 juta ton, buah 18,6 juta ton, tanaman hias 263 juta tangkai, dan biofarmaka 472,8 ton.

Dia menambahkan pertumbuhan produksi hortikultura secara nasional dalam kisaran 8-10 persen.

"Untuk nilai ekspor total dari komoditas hortikultura tercatat 368 juta dolar AS, terdiri dari sayuran 184 juta dolar, buah 162 juta dolar, tanaman hias 9,8 juta dolar dan biofarmaka 11,8 juta dolar AS.

Sedangkan, lanjut dia, nilai impor total tercatat satu miliar dolar AS. Terdiri dari sayuran 443 juta dolar, buah 626 juta dolar, tanaman hias 2 juta dolar dan biofarmaka 1 juta dolar AS.

(ANTARA)