Halifax, Kanada (ANTARA News) - Peradilan adil bagi Seif- al-Islam, calon pengganti Muamar Gaddafi suatu waktu, "kritikal" untuk menunjukkan keabsahan pemerintah baru di Libia, kata seorang jenderal Kanada yang memimpin misi NATO di Libia pada Sabtu.

"Seif adalah putera nomor satu (Gaddafi) dan termasuk (di antara) orang yang paling terlibat dalam kekerasan terhadap rakyat," kata Letenan Jenderal Charles Bouchard, panglima misi militer NATO di Libia. lapor AFP.

Bouchard mengatakan kepada wartawan di satu pertemuan puncak soal pertahanan Halifax, Kanada, bahwa pemerintah baru di Libia harus menunjukkan legitimasinya dengan mengadili Seif secara adil.

Seorang pejabat senior dari Dewan Transisi Nasional (TNC) membenarkan sebelumnya bahwa putera Gaddafi yang bersembunyi itu ditangkap di bagian selatan Libia.

Gaddafi sendiri tewas pada 20 Oktober ketika pasukan rezim baru Libia menangkapnya di kampung halamannya di Sirte.

Pernyataan Bouchard itu muncul di tengah-tengah seruan bagi Libia untuk menyerahkan Seif dan bekerja sama dengan Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) yang mengeluarkan surat perintah penagkapan atas dia pada Juni dengan dakwaan kejahatan terjadap kemanusiaan dalam menumpas protes anti rezim.

AFP melaporkan dari Den Haag bahwa Fadi El-Abdallah, juru bicara ICC, mengatakan pada Sabtu bahwa Libia berkewajiban menyerahkan Seif.

Tapi jubir itu tidak memasukkan kemungkinan peradilan atas diri Seif, 39 tahun, di Libia.

"Surat perintah penangkapan telah dikeluarkan oleh ICC, penguasa Libia punya kewajiban untuk bekerja sama dengan mahkamah itu," katanya.

Tetapi dia menambahkan, "Jika penguasa Libia yakin bahwa peradilan di tingkat nasional merupakan solusi lebih baik, mereka dapat meminta kasus itu tidak disidangkan di Den Haag didasarkan pada prinsip komplementer mahkamah."

ICC juga mengeluarkan surat perintah penahanan terhadap Gaddafi, dan kepala keamanan Gaddafi yakni Abdullah al-Senussi. (M016)