Jakarta (ANTARA News) - Kalau Jakabaring bisa ngomong, ia akan menuntut janji seusai perhelatan SEA Games XXVI, seperti juga janji yang diikrarkan ketika kawasan itu menjadi areal pertandingan PON XVI 2004.

Pemda dan petinggi olahraga Sumsel seusai PON tujuh tahun lalu mengatakan Jakabaring akan menjadi pusat olahraga nasional, namun kawasan itu menjadi kawasan "antah barantah" dan kini pemerintah menjanjikan hal sama.

Menpora Andi Alifian Mallarangeng mengatakan, kawasan seluas sekitar 25 hektare yang dijuluki "Jakabaring Sport City" (JSC) di Palembang itu, di masa depan akan dijadikan pusat pembinaan olahraga Indonesia.

"Saya akan memperjuangkan Jakabaring menjadi tempat pembinaan atlet muda Indonesia yang dipersiapkan untuk masa depan, sehingga kita tidak kehilangan atau terputus satu generasi lagi di bidang olahraga," kata Andi Mallarangeng.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika membuka fasilitas olahraga JSC pun berharap keberadaan JSC bisa dimaksimalkan setelah perhelatan SEA Games 2011.

"Saya tahu banyak suka-duka yang dilalui dalam membangun daerah ini. Saya sudah meninjau langsung beberapa waktu lalu dan terus mendapat informasi kemajuan. Atas ridho Allah SWT, Jabakaring Sports Center bisa diresmikan," kata SBY.

"Banyak yang pesimistis, ada berita-berita yang menohok. Saya sampaikan bahwa jadikan itu sebagai cambuk dan jadikan sebagai karya nyata. Kritik adalah bagian dari sukses," sambung Presiden Yudhoyono.

"Saya sudah melihat banyak venue-venue di berbagai negara, dan saya senang kawasan Jakabaring ini bertaraf internasional. Itu menunjukkan kesungguhan pemerintah, baik pusat dan daerah," katanya.

Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin amat mendambakan daerahnya itu menjadi pusat kegiatan olahraga nasional.

Jakabaring sangat memungkinkan menjadi pusat kota olahraga nasional dengan menggunakan standar internasional. "Sebab kegiatan SEA Games sebagai sasaran utama untuk meningkat lapangan kerja. Lebih dari itu, karena kompleks ini dibangun dengan 17 venue cabang olahraga berstandar internasional," kata Alex.

Sebanyak 17 tempat pertandingan olahraga dibangun di kawasan itu, di antaranya stadion sepak bola, gulat, senam (artistik, ritmik, dan aerobik), angkat besi, atletik, fin swimming, ski air, aquatik (renang, loncat indah, dan renang indah), panjat tebing, menembak, pentaque, billiar, sepak takraw, sepatu roda, bola voli dan bola voli pantai, sofbol, bisbol dan tenis lapangan.

Jakabaring yang terletak di Seberang Ulu, Kota Palembang itu, kata Gubernur, akan dibuat sebagai sentra olahraga Indonesia dan akan didirikan sekolah khusus olahraga setingkat SD, SMP, SMA dan sekolah tinggi setingkat sarjana.

Seperti halnya Menpora, Gubernur mendambakan dengan adanya kota olahraga di Jakabaring, maka Indonesia suatu saat kembali menjadi "mancan" olahraga di Asia Tenggara dan bahkan Asia.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Utut Adianto amat setuju jika kompleks Jakabaring dikembangkan menjadi pemusatan latihan nasional serta menjadi pusat pendidikan keolahragaan dengan mendirikan universitas yang memiliki beberapa fakultas.

"Saya setuju di Jakabaring ini berdiri universitas olahraga, dan juga jadi area pelatnas, jangan sampai setelah SEA Games berakhir, area Jakabaring terlantar dan tidak bisa dimanfaatkan lagi," kata Utut di Palembang, Jumat.

Ia mengatakan, Jakabaring akan menjadi bahasan di Komisi X. Gubernur Sumsel nanti bisa melakukan pemaparan ke Komisi X tentang program Jakabaring pascaSEA Games," katanya.

Sport University
Bila pemerintah ingin mewujudkan impian mulia itu, maka akan ada pekerjaan besar yang harus diejawantahkan kepada masyarakat seusai gelaran SEA Games XXVI.

Pemprov Sumsel mengaku sudah mulai menyiapkan rencana pemeliharaan JSC yang ada di atas lahan seluas 325 hektare itu.

Alex Noerdin mengatakan, proses perawatan JSC diperkirakan menelan dana sekitar Rp4 miliar sampai Rp5 miliar per bulan.

"Kami sangat serius mengerjakan JSC, termasuk juga perawatan ke depan. Kalau biaya pembangunan saja butuh Rp2,2 triliun lebih, sekitar Rp1,6 triliun kami dapat dari pihak ketiga, seperti hibah, CSR dan lain-lain. Nah kalau pembiayaan ke depan kira-kira kebutuhannya sekitar Rp4 miliar sampai Rp5 miliar per bulan," ujar Alex.

Untuk menutupi dana perawatan tersebut, Alex menjelaskan, pihaknya menyiapkan beberapa program jangka panjang. Salah satunya menjadikan JSC sebagai pusat Perguruan Tinggi Olahraga (Sport University).

"Masterplan (rencana induk-Red) sudah ada sedari dulu sebelum JSC dibangun. Pembangunan sarana tambahan juga terus berlangsung. Rencananya kami akan dirikan Sport University. Diperkirakan 2013 sudah bisa menerima mahasiswa baru," tutur Alex.

Dengan dimanfaatkan sebagai Sport University, diharapkan pemasukan untuk biaya perawatan JSC bisa lebih pasti dan berkesinambungan. "Selain itu, keberadaan Sport University diharapkan juga dapat meningkatkan kualitas pendidikan keolahragaan nasional," katanya.

Rencana besar ini pasti berdampak luas dan yang pasti masalah lahan di sekitar kawasan itu akan menjadi rebutan karena harganya pasti melangit, seperti yang pernah terjadi di kawasan Desa Sentul saat desa tak terkenal itu tiba-tiba menjadi pembicaraan di tingkat dunia.

Tapi yang pasti, Jakabaring akan menjadi mirip dengan kawasan Senayan di masa lalu, saat semua atlet berlatih di daerah itu dan bermarkas serta bermukim di wisma mereka.

Jakabaring mendapat bencana ketika terbetik kasus korupsi wisma atlet dan kini tiba gilirannya untuk mengubah kesan itu menjadi suatu hal berharga bagi rakyat Indonesia.

Semoga Jakabaring tidak garing dimakan janji!
(A008)