Jika benar, marinir Amerika Serikat untuk bantu bencana di kawasan
Oleh Ade P Marboen
19 November 2011 19:06 WIB
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, dan Presiden Susilo Yudhoyono bertemu secara bilateral dalam di Nusa Dua, Bali. Obama secara langsung memberi jaminan bahwa kehadiran 2.500 marinirnya tidak akan menimbulkan gejolak di Kawasan Asia Tenggara. (FOTO ANTARA/Widodo S Jusuf)
Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Doktrin pertahanan Amerika Serikat adalah pertahanan global, mencegat dan memusnahkan musuh sejak jauh sebelum menyentuh tanah airnya. Itulah yang membuat Amerika Serikat menjalin aliansi dengan banyak negara dan membangun pangkalan militer di mana-mana, termasuk Australia, yang akan ketempatan 2.500 personel marinirnya di Darwin.
Kebijakan pertahanan Amerika Serikat itu menimbulkan reaksi tentu. Adalah pertemuan bilateral PM Australia, Julia Gillard, dan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, yang melahirkan kebijakan itu. Bukan satu kebetulan pula Gillard dan Obama jadi partisipan dalam KTT Asia Timur, di Nusa Dua, Bali.
Di forum itu juga Obama dan Gillard memberi jaminan kepada Presiden Susilo Yudhoyono, bahwa kehadiran 2.500 marinir Amerika Serikat di Darwin itu tidak untuk mengubah ketenangan yang ada di ASEAN, atau kawasan Asia Tenggara.
"Saya bertemu Presiden Obama tadi malam untuk menyampaikan kepada saya secara resmi bahwa tidak ada niat apa pun untuk dianggap mengganggu negara-negara tetangga Australia. Saya mendapatkan garansi itu. Demikian juga dengan PM Gillard tadi saya bertemu dan beliau juga menyampaikan hal yang sama, sama sekali tidak ada niatan apa pun untuk menganggu siapa pun," kata Yudhoyono kepada pers.
Laiknya perhelatan besar seperti ini, presiden selalu memberikan pernyataan pers seusai pelaksanaan kegiatannya. Semacam pemberitahuan tentang berbagai hal yang telah, sedang, dan akan dicapai.
"Motif" keberadaan marinir Amerika Serikat di Fort Robertson, Darwin, itu adalah untuk mewujudkan peningkatan kerja sama militer di antara Australia dan Amerika Serikat. Marinir itu dimaksudkan menjadi gugus tugas reaksi cepat operasi nonmiliter jika terjadi bencana alam di Australia dan kawasan sekitarnya.
Jika betul begitu, maka akan menjadi bagus sekali tujuan keberadaan mereka di sana.
"Saya percaya Australia dan Amerika Serikat sebagai bagian dari KTT Asia Timur, tahu bahwa kita harus menjaga stabilitas, perdamaian, dan keamanan," ujarnya.
Menurut dia, penempatan pasukan AS di Australia yang merupakan bagian dari perjanjian kerja sama di antara kedua negara itu jangan menimbulkan praduga yang justru menimbulkan ketegangan di kawasan.
Presiden menjelaskan Indonesia telah memiliki kerja sama paripurna dengan AS yang meliputi pengakuan dan penghormatan negara itu terhadap integritas wilayah dan kedaulatan Indonesia.
Ada lagi dokumen mengikat yang menjamin atas ketiadaan gangguan atas keutuhan dan kedaulatan Indonesia. Itu bernama Traktar Lombok, di antara Australia dan Indonesia; isinya pengakuan dan penghormatan Australia terhadap keutuhan dan kedaulatan wilayah Indonesia. (*)
Kebijakan pertahanan Amerika Serikat itu menimbulkan reaksi tentu. Adalah pertemuan bilateral PM Australia, Julia Gillard, dan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, yang melahirkan kebijakan itu. Bukan satu kebetulan pula Gillard dan Obama jadi partisipan dalam KTT Asia Timur, di Nusa Dua, Bali.
Di forum itu juga Obama dan Gillard memberi jaminan kepada Presiden Susilo Yudhoyono, bahwa kehadiran 2.500 marinir Amerika Serikat di Darwin itu tidak untuk mengubah ketenangan yang ada di ASEAN, atau kawasan Asia Tenggara.
"Saya bertemu Presiden Obama tadi malam untuk menyampaikan kepada saya secara resmi bahwa tidak ada niat apa pun untuk dianggap mengganggu negara-negara tetangga Australia. Saya mendapatkan garansi itu. Demikian juga dengan PM Gillard tadi saya bertemu dan beliau juga menyampaikan hal yang sama, sama sekali tidak ada niatan apa pun untuk menganggu siapa pun," kata Yudhoyono kepada pers.
Laiknya perhelatan besar seperti ini, presiden selalu memberikan pernyataan pers seusai pelaksanaan kegiatannya. Semacam pemberitahuan tentang berbagai hal yang telah, sedang, dan akan dicapai.
"Motif" keberadaan marinir Amerika Serikat di Fort Robertson, Darwin, itu adalah untuk mewujudkan peningkatan kerja sama militer di antara Australia dan Amerika Serikat. Marinir itu dimaksudkan menjadi gugus tugas reaksi cepat operasi nonmiliter jika terjadi bencana alam di Australia dan kawasan sekitarnya.
Jika betul begitu, maka akan menjadi bagus sekali tujuan keberadaan mereka di sana.
"Saya percaya Australia dan Amerika Serikat sebagai bagian dari KTT Asia Timur, tahu bahwa kita harus menjaga stabilitas, perdamaian, dan keamanan," ujarnya.
Menurut dia, penempatan pasukan AS di Australia yang merupakan bagian dari perjanjian kerja sama di antara kedua negara itu jangan menimbulkan praduga yang justru menimbulkan ketegangan di kawasan.
Presiden menjelaskan Indonesia telah memiliki kerja sama paripurna dengan AS yang meliputi pengakuan dan penghormatan negara itu terhadap integritas wilayah dan kedaulatan Indonesia.
Ada lagi dokumen mengikat yang menjamin atas ketiadaan gangguan atas keutuhan dan kedaulatan Indonesia. Itu bernama Traktar Lombok, di antara Australia dan Indonesia; isinya pengakuan dan penghormatan Australia terhadap keutuhan dan kedaulatan wilayah Indonesia. (*)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011
Tags: