Agro ekowisata solusi tingkatkan pendapatan masyarakat pedesaan
30 April 2022 13:36 WIB
Kunjungan Tim Riset Mandiri Skim Riset Keilmuan IPB University ke Desa Ekowisata Baraya, Ciawi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. ANTARA/HO- Dokumentasi Pribadi
Jakarta (ANTARA) - Ketua Tim Riset Mandiri Skim Riset Keilmuan IPB University dari Fakultas Ekologi Manusia Dr Siti Aminah mengatakan agro ekowisata dapat menjadi solusi bagi masyarakat di pedesaan untuk meningkatkan pendapatannya.
“Kegiatan ekowisata yang dipadukan dengan usaha pertanian atau agro ekowisata, serta pengembangan pedesaan sangat relevan dengan upaya meningkatkan pendapatan masyarakat dan meminimalisir dampak negatif dari industri wisata,” ujar Siti dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Sebelumnya, pihaknya bersama sejumlah perangkat desa di Kelurahan Situgede, Kota Bogor, melakukan studi banding ke Desa Ekowisata Baraya di Desa Bendungan, Ciawi, Kabupaten Bogor.
"Desa Ekowisata Baraya telah berhasil menata kawasan lingkungan, dan menjadi daya tarik pengunjung dari luar desa," katanya.
Ikan yang dibudidayakan di saluran drainase yang terpelihara dari sampah itu dapat dikonsumsi dan menjadi sumber protein bagi anggota keluarga.
Baca juga: IPB Buka Program D4 Keahlian Ekowisata
Baca juga: IPB kirim mahasiswa perencanaan ekowisata ke Indramayu
Desa Ekowisata Baraya mendapatkan penghargaan sebagai juara satu sebanyak dua kali dari Provinsi Jawa Barat atas keberhasilan menjaga lingkungan dan secara produktif mengembangkan usaha ekonomi dari budi daya ikan di keramba seputaran desa tersebut.
“Kami juga mendorong agar desa di Kelurahan Situgede dapat menjadi desa ekowisata pula,” terang dia.
Salah satu penggerak Desa Ekowisata Baraya, Aedi, mengatakan langkah awal penyadaran membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni perlu adanya sosialisasi yang kuat bagaimana caranya masyarakat tidak boleh membuang sampah sembarangan.
Selain itu, hal utama yang perlu diperhatikan sebelum membuat desa ekowisata yakni sistem pengaturan air dan juga tembok kanan kiri yang harus kuat agar tidak menimbulkan kebocoran kemana-mana.
“Dengan motto, kita jaga alam, alam jaga kita, masyarakat akhirnya tergugah untuk peduli dan bergerak bersama menjaga lingkungan,” kata Aedi.
Baca juga: Bekas tambang timah disulap jadi kampoeng reklamasi berbasis ekowisata
Baca juga: Melirik potensi wisata desa penyangga TN Kelimutu Detusoko Barat Ende
Baca juga: Sandiaga: Pengembangan ekowisata Batu Katak perlu ditingkatkan
“Kegiatan ekowisata yang dipadukan dengan usaha pertanian atau agro ekowisata, serta pengembangan pedesaan sangat relevan dengan upaya meningkatkan pendapatan masyarakat dan meminimalisir dampak negatif dari industri wisata,” ujar Siti dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Sebelumnya, pihaknya bersama sejumlah perangkat desa di Kelurahan Situgede, Kota Bogor, melakukan studi banding ke Desa Ekowisata Baraya di Desa Bendungan, Ciawi, Kabupaten Bogor.
"Desa Ekowisata Baraya telah berhasil menata kawasan lingkungan, dan menjadi daya tarik pengunjung dari luar desa," katanya.
Ikan yang dibudidayakan di saluran drainase yang terpelihara dari sampah itu dapat dikonsumsi dan menjadi sumber protein bagi anggota keluarga.
Baca juga: IPB Buka Program D4 Keahlian Ekowisata
Baca juga: IPB kirim mahasiswa perencanaan ekowisata ke Indramayu
Desa Ekowisata Baraya mendapatkan penghargaan sebagai juara satu sebanyak dua kali dari Provinsi Jawa Barat atas keberhasilan menjaga lingkungan dan secara produktif mengembangkan usaha ekonomi dari budi daya ikan di keramba seputaran desa tersebut.
“Kami juga mendorong agar desa di Kelurahan Situgede dapat menjadi desa ekowisata pula,” terang dia.
Salah satu penggerak Desa Ekowisata Baraya, Aedi, mengatakan langkah awal penyadaran membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni perlu adanya sosialisasi yang kuat bagaimana caranya masyarakat tidak boleh membuang sampah sembarangan.
Selain itu, hal utama yang perlu diperhatikan sebelum membuat desa ekowisata yakni sistem pengaturan air dan juga tembok kanan kiri yang harus kuat agar tidak menimbulkan kebocoran kemana-mana.
“Dengan motto, kita jaga alam, alam jaga kita, masyarakat akhirnya tergugah untuk peduli dan bergerak bersama menjaga lingkungan,” kata Aedi.
Baca juga: Bekas tambang timah disulap jadi kampoeng reklamasi berbasis ekowisata
Baca juga: Melirik potensi wisata desa penyangga TN Kelimutu Detusoko Barat Ende
Baca juga: Sandiaga: Pengembangan ekowisata Batu Katak perlu ditingkatkan
Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022
Tags: