Bantaeng (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, melalui Tim Penggerak PKK mendorong penanganan stunting melalui pendekatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).
"Tim Penggerak PKK Kabupaten Bantaeng terus mendorong ke tim PKK tingkat kecamatan hingga desa untuk menguatkan Dasawisma untuk menurunkan angka stunting," kata Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bantaeng, Sri Dewi Yanti di daerah yang berjulukan Butta Toa, Sabtu.
Dia mengatakan, pendekatan yang dilakukan di lapangan melalui program KIE misalnya memberikan edukasi mengolah makanan sehat untuk keluarga.
Dalam hal ini, Kabupaten Bantaeng sebagai produsen rumput laut, maka TP PKK mengajarkan cara mengolah mie dan bakso dari rumput laut.
"Untuk kegiatan tersebut, kami melibatkan dinas terkait seperti Dinas Pertanian dan Dinas Perikanan dan Kelautan," katanya.
Selain itu, lanjut dia, upaya mendorong pembentukan Kampung KB juga terus dilakukan untuk mempercepat penurunan angka stunting. Salah satu diantaranya adalah Kampung KB Desa Kaloling di Kecamatan Gantarangkeke.
Hal itu benarkan Camat Gantarangkeke, Abdul Azis. Menurut dia, pengurus Pokja di lapangan senantiasa membangun sinergitas lintas sektoral untuk menurunkan prevalensi stunting.
Dia mengatakan, hasil dari upaya tersebut telah menumbuhkan animo masyarakat untuk lebih memperhatikan pola makanan sehat dan berimbang.
Termasuk penggunaan kontrasepsi untuk menjaga jarak kehamilan sebagai salah satu upaya mencegah stunting pada anak.
Kondisi itu diakui Kepala Perwakilan Badan kependudukan dan Keluarga Berencana Sulawesi Selatan (BKKBN Sulsel), Hj Andi Ritamariani yang telah mengundang Ketua TP PKK Bantaeng untuk menerima penghargaan pada saat Rakerda BKKBN Sulsel.
"Ini sebagai bentuk apresiasi kami pada mitra di kabupaten/kota yang telah berhasil menurunkan prevalensi stuntingnya seperti Bantaeng dari diatas 20 persen, kini sudah turun dibawah 20 persen," ujarnya.
Pemkab Bantaeng dorong penanganan stunting melalui KIE
30 April 2022 12:16 WIB
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bantaeng, Sri Dewi Yanti. ANTARA/Suriani Mappong/am.
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: