Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Work hard, plays hard. Mungkin itu juga yang menjadi pengantar jamuan makan malam peserta KTT Ke-6 Asia Timur, di Nusa Dua, Bali, Jumat malam. Materi-materi dalam persidangan KTT itu sangat strategis sifatnya dan Presiden Susilo Yudhoyono meminta para tamunya melupakan sejenak materi pertemuan yang akan dibahas pada Sabtu 19 November 2011.
Dalam sambutan singkat mengawali jamuan makan malam di Ruang Nusa Dua 5, Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Jumat malam, Presiden berharap para pemimpin 18 negara peserta KTT ke-6 Asia Timur hanya menikmati jamuan dan persahabatan.
Menurut Presiden yang mengenakan kemeja tenun ikat semodel dengan para pemimpin negara lainnya, KTT ke-6 Asia Timur akan membahas beragam persoalan seperti ketahanan pangan dan energi, ekonomi dunia, perdagangan, dan penanganan bencana alam.
"Tapi tinggalkan itu untuk besok. Sekarang, malam ini, nikmatilah jamuan makan malam dan kehadiran masing-masing," ujarnya.
Presiden yang didampingi Ani Yudhoyono mengenakan kebaya tradisional Bali berwarna merah mengucapkan terima kasih atas kehadiran para pemimpin negara peserta KTT ke-6 Asia Timur dan menyampaikan penghargaan kepada para pemimpin negara anggota ASEAN yang pada Kamis telah menyukseskan KTT ke-19 ASEAN dengan melahirkan Deklarasi Bali atau Bali Concord III.
Kepala Negara pun menyampaikan keyakinannya bahwa KTT ke-6 Asia Timur akan sama suksesnya dengan KTT ke-19 ASEAN. KTT ASIA Timur, menurut dia, akan semakin memperkokoh kerja sama negara-negara di kawasan Asia Timur.
Di awal pidatonya, Presiden Yudhoyono sempat menyatakan pengertiannya bahwa para kepala negara/pemerintahan yang hadir pasti ada yang mengalami "jetlag" karena penerbangan jauh.
Namun, Presiden yang menjabat Ketua ASEAN 2011 mengatakan Bali sebagai salah satu destinasi wisata dunia adalah tempat yang paling cocok bagi para pemimpin itu untuk menyembuhkan "jetlag". (*)
Yudhoyono minta lupakan sejenak materi KTT
18 November 2011 21:34 WIB
Presiden Obama memuji Presiden Yudhoyono karena kepemimpinannya dalam demokratisasi dan penghormatan hak asasi manusia di negerinya (ANTARA)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011
Tags: