Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah menguat sebesar 15 poin terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah sempat berfluktuasi sepanjang akhir pekan ini.

Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS antarBank Jakarta pada Jumat sore bergerak naik 15 poin ke posisi Rp9.015 dibanding hari sebelumnya Rp9.030.

Analis pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova, di Jakarta, Jumat menguat, penguatan rupiah dipicu dari Italia yang berkomitmen untuk melakukan perbaikkan.

Meski demikian, kata dia, kondisi itu hanya membuat sentimen positif sesaat dikarenakan krisis eropa yang masih berlangsung.

"Krisis utang Eropa yang berkepanjangan nampaknya masih akan berlanjut untuk waktu yang lama sehingga masih dapat menggoyahkan nilai tukar dalam negeri terhadap dolar AS," kata dia.

Ia menyatakan, pelaku pasar masih belum melihat adanya faktor positif dari eksternal, kondisi ini juga membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) turun 37 poin menjadi 2.754 poin.

Rupiah, lanjut dia, kemungkinan akan kembali terkoreksi seiring masih minimnya sentimen positif sehingga akan memicu dengan melepas mata uang lokal dan beralih ke dolar AS.

Namun, lanjut dia, rupiah masih mempunyai kekuatan dikarenakan faktor dalam negeri yang berfundamental baik, selain itu Bank Indonesia yang juga berkomitmen untuk menjaga nilai tukar terhadap dolar AS.

"BI masih menjaga rupiah, serta fundamental ekonomi kita yang masih bagus," kata dia.

Analis Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, menyatakan bahwa nilai tukar dalam negeri masih dibayangi faktor eropa yang negatif.

"Sudah jelas Eropa mempunyai risiko yang cukup tinggi. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi," ucapnya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat (18/11) tercatat mata uang rupiah melemah terhadap dolar AS menjadi Rp9.055 dibanding pada hari sebelumnya Rp9.040.
(T.KR-ZMF/B012)