Bupati Sampang Slamet Junaidi saat dikonfirmasi di Rusun Sidoarjo, Jumat mengatakan pemulangan pengungsi tersebut dilakukan secara bertahap sesuai dengan lokasi mereka di Sampang.
"Untuk sekarang ini terdapat 14 keluarga yang dipulangkan dengan jumlah 54 jiwa. Mereka dipulangkan secara bertahap karena persoalan perumahan tempat tinggal mereka di Sampang," katanya.
Ia mengatakan, sudah sejak setahun terakhir Pemerintah Kabupaten Sampang melakukan komunikasi intensif dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan juga Pemerintah Pusat terkait dengan rumah warga yang mengungsi tersebut.
"Namun demikian, sampai dengan saat ini masih belum ada bantuan dari pemerintah, baik itu dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur maupun dengan Pemerintah Pusat," ujarnya.
Baca juga: Pemulangan pengungsi pengikut Syiah di Sampang tunggu putusan provinsi
Ia mengatakan, sebagai pemerintah daerah pihaknya tidak bisa serta merta membiarkan para pengungsi tersebut tinggal di pengungsian.
"Kepada mereka yang dipulangkan hari ini masih punya tempat dan akan dipulangkan secara bertahap," ujarnya.
Ia mengatakan, upaya pemulangan ini adalah bagaimana untuk memanusiakan manusia yang butuh perhatian dari pemerintah.
"Saya tidak bicara aqidah, tetapi bagaimana memanusiakan manusia yang butuh perhatian pemerintah," ujarnya.
Disinggung mengenai pekerjaan para pengungsi tersebut setelah balik ke tempat asalnya, dirinya mengatakan kalau akan dipikirkan sambil jalan.
"Tentunya untuk pekerjaan, pemerintah daerah akan mengarahkan seperti apa baiknya," ujarnya.
Baca juga: Polresta Sidoarjo pastikan tak ada penolakan warga Syiah Sampang Jatim
Puluhan pengungsi asal Sampang tersebut pulang dengan menggunakan dua bus. Selain itu, sejumlah peralatan dan barang-barang mereka diangkut dengan menggunakan kendaraan bak terbuka. Perjalan menuju ke lokasi asal mendapatkan pengawalan dari petugas kepolisian.
Konflik antara Syiah dan Sunni telah berakhir damai, setelah semua pengikut Syiah berbaiat untuk kembali memeluk ajaran Islam Sunni pada November 2020. Konflik bernuansa SARA antara Syiah dan Sunni di Sampang, Madura, Jawa Timur itu terjadi pada tahun 2012 hingga akhirnya para korban ini diungsikan di Rusunawa Jemondo, Sidoarjo, Jawa Timur.
Komunitas Syiah Sampang ini diusir dari kampung halaman mereka di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben dan Desa Blu`uran, Kecamatan Karang Penang, Sampang oleh sekelompok massa anti-syiah, lantaran berbeda paham dengan mayoritas penganut Islam di wilayah itu.
Baca juga: Menag: ada titik terang pengungsi Sampang kembali