Mengenal "Ngapungkeun Balon", tradisi Lebaran dari Garut
29 April 2022 15:17 WIB
Sejumlah warga bersiap menerbangkan balon raksasa di Kampung Panawuan, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat saat Hari Raya Lebaran tahun sebelumnya. (ANTARA/HO-IG Panawuan)
Garut (ANTARA) - Sejumlah warga Panawuan, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat mulai bersiap membuat balon berukuran raksasa untuk memeriahkan tradisi "Ngapungkeun Balon" saat Hari Raya Lebaran sebagai ajang silaturahmi masyarakat sambil hiburan.
Baca juga: Pemkab Gorontalo kembali gelar tradisi Tumbilotohe secara meriah
"Ya sekarang lagi persiapan membuat balon raksasa untuk kegiatan tradisi nanti di hari Lebaran, dikerjakannya mulai nanti malam," kata perwakilan warga Panawuan, Dwi Azhar Ramdan di Garut, Jumat.
Ia menuturkan tradisi menerbangkan balon raksasa itu sudah digelar setiap tahunnnya atau saat Lebaran sejak 20 tahun lalu yang dilaksanakan di lapangan Panawuan.
Agenda tahun ini, kata dia, sejumlah pemuda Kampung Panawuan sudah bersiap dan rencananya akan membuat dua balon raksasa yang berukuran tinggi maupun diameternya sekitar 10 meter.
"Tahun sekarang rencananya mau membuat dua balon, itu bisa menghabiskan dana untuk satu balon Rp500 (ribu) sampai Rp1 juta," katanya.
Ia menyampaikan tradisi menerbangkan balon itu rencananya akan diterbangkan setelah menunaikan Shalat Id, kemudian seluruh masyarakat berkumpul untuk menyaksikan balon raksasa itu terbang.
Kegiatan tahunan itu, kata dia, dalam rangka silaturahmi antar masyarakat setempat untuk saling memaafkan dan bergembira bersama di Hari Raya Idul Fitri.
"Di daerah sini banyak orang yang mudik, jadi mereka saling bertemu dan balon raksasa ini sebagai tradisi kegiatan berkumpulnya masyarakat untuk hiburan dan bersilaturahmi," katanya.
Balon raksasa itu dibuat dari kertas minyak yang disusun dengan warnanya macam-macam sehingga memiliki ciri khas tersendiri.
Baca juga: Mudik sebagai perjalanan multidimensi
Baca juga: "Kenduri Pusako", merawat tradisi Lebaran di Tanjung Berugo Merangin
Baca juga: Warga Gorontalo sajikan nasi jaha pada tradisi Lebaran Ketupat
Baca juga: Pemkab Gorontalo kembali gelar tradisi Tumbilotohe secara meriah
"Ya sekarang lagi persiapan membuat balon raksasa untuk kegiatan tradisi nanti di hari Lebaran, dikerjakannya mulai nanti malam," kata perwakilan warga Panawuan, Dwi Azhar Ramdan di Garut, Jumat.
Ia menuturkan tradisi menerbangkan balon raksasa itu sudah digelar setiap tahunnnya atau saat Lebaran sejak 20 tahun lalu yang dilaksanakan di lapangan Panawuan.
Agenda tahun ini, kata dia, sejumlah pemuda Kampung Panawuan sudah bersiap dan rencananya akan membuat dua balon raksasa yang berukuran tinggi maupun diameternya sekitar 10 meter.
"Tahun sekarang rencananya mau membuat dua balon, itu bisa menghabiskan dana untuk satu balon Rp500 (ribu) sampai Rp1 juta," katanya.
Ia menyampaikan tradisi menerbangkan balon itu rencananya akan diterbangkan setelah menunaikan Shalat Id, kemudian seluruh masyarakat berkumpul untuk menyaksikan balon raksasa itu terbang.
Kegiatan tahunan itu, kata dia, dalam rangka silaturahmi antar masyarakat setempat untuk saling memaafkan dan bergembira bersama di Hari Raya Idul Fitri.
"Di daerah sini banyak orang yang mudik, jadi mereka saling bertemu dan balon raksasa ini sebagai tradisi kegiatan berkumpulnya masyarakat untuk hiburan dan bersilaturahmi," katanya.
Balon raksasa itu dibuat dari kertas minyak yang disusun dengan warnanya macam-macam sehingga memiliki ciri khas tersendiri.
Baca juga: Mudik sebagai perjalanan multidimensi
Baca juga: "Kenduri Pusako", merawat tradisi Lebaran di Tanjung Berugo Merangin
Baca juga: Warga Gorontalo sajikan nasi jaha pada tradisi Lebaran Ketupat
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022
Tags: