Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Wacana dan kesepakatan Amerika Serikat dan Australia tentang penempatan 2.500 personel Marinir Amerika Serikat di Barak Robertson, Darwin, mulai menimbulkan reaksi.




Rencana itu dinyatakan Juru Bicara Kabinet Jepang, Shikata Noriyuki, sebagai, A"Suatu bentuk komitmen Amerika Serikat di Kawasan Asia-Pasifik, dan kami menyambutnya."




Shitaka berada di Nusa Dua, Bali, sebagai anggota delegasi Jepang dalam KTT ASEAN+ dalam rangkaian KTT Ke-19 ASEAN. Delegasi Jepang dipimpin Perdana Menteri Noda Yoshihiko, yang sedang melakukan pertemuan puncak dengan para pemimpin ASEAN di bagian lain Kompleks Bali Nusa Dua Convention Centre itu.




Beberapa hari sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, menjalin komitmen dengan Perdana Menteri Australia, Julian Gillard, dalam rangkaian kunjungannya ke Benua Kanguru itu. Salah satu yang mengundang perhatian adalah penempatan 2.500 personel Korps Marinirnya di Darwin, Australia Utara, yang berjarak cuma 820 kilometer arah utara Pulau Timor di NTT.




Walau menyatakan dukungan atas komitmen Amerika Serikat itu, Shitaka masih mewaspadai berbagai kemungkinan yang bisa terjadi atas hal itu. "Kami terus memantau yang bisa terjadi," katanya.




Pemerintahan Noda, juga menyambut langkah baik ASEAN dalam mengentaskan permasalahan yang mengemuka di Laut China Selatan. Filipina menjadi negara ASEAN yang menawarkan satu skema penanganan perairan yang kaya akan sumber daya alam itu.




Sudah sejak lama terjadi kemelut keamanan berupa klaim kepemilikan antara empat negara ASEAN (Malaysia, Viet Nam, Filipina, dan Brunei Darussalam) serta China di sana. Namun ekskalasinya belakangan meningkat seiring kehadiran armada kapal perang China di sana.




Filipina, dalam proposalnya, menggugah negara-negara ASEAN untuk mau mengatur perairan itu ke dalam beberapa kategori perairan itu: kawasan damai dan kawasan yang perlu penanganan tertentu.




"Jepang menyambut baik upaya Filipina berupa dialog tentang hal itu. Secara prinsip, kami menyambut segala upaya konstruktif untuk permasalahan itu," katanya. (*)