ASEAN sepakat "satu suara" pada 2022
17 November 2011 20:21 WIB
KTT ASEAN Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (5 kiri) bersama (dari kanan-kiri) Presiden Myanmar Thein Sein, Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Tun Abdul Razak, PM Laos Thongsing Thammavong, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, PM Kamboja Hun Sen, PM Vietnam Nguyen Tan Dung, PM Thailand Yingluck Shinawatra, PM Singapura Lee Hsien Loong dan Sekretaris Presiden Filipina, Ramon A Carandang berfoto bersama pada acara pembukaan KTT ke-19 ASEAN di gedung Bali Nusa Dua Convention Centre, Nusa Dua, Bali, Kamis (17/11). (FOTO ANTARA/Widodo S Jusuf)
Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Para pemimpin ASEAN sepakat mengadopsi dan melaksanakan landasan bersama untuk bersikap "satu suara" dalam merespons isu-isu global di forum multilateral pada 2022.
Kesepakatan itu tertuang dalam Deklarasi Bali tentang Komunitas ASEAN dalam Satu Komunitas Global Bangsa-Bangsa (Bali Concord III) yang ditandatangani 10 pemimpin organisasi regional itu pada pertemuan puncak ke-19 mereka di Nusa Dua, Bali, Kamis.
Penandatanganan Bali Concord III itu dilakukan, Kamis sore, di ruang Nusa Dua 5, komplek Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) yang menjadi lokasi berlangsungnya KTT ke-19 ASEAN dan KTT Keenam Asia Timur dari 13 hingga 19 November.
Presiden Susilo Yudhoyono, dalam pidato sambutannya pada acara pembukaan KTT ke-19 ASEAN mengatakan, Bali Concord III itu akan memetakan jalan ke depan bagi interaksi komunitas ASEAN dengan komunitas global bangsa-bangsa.
"Hal ini sesungguhnya sejalan dengan tradisi kerja sama ASEAN selama ini, yang selalu membuka diri terhadap dunia luar, seperti melalui mekanisme dialog ASEAN dengan mitra wicaranya, dan forum strategis seperti Forum Regional ASEAN," katanya.
"Semangat dari Bali Concord III adalah partisipasi dan kontribusi ASEAN yang semakin besar bagi perwujudan dunia yang lebih damai, lebih adil, lebih demokratis dan lebih sejahtera, termasuk peran aktif ASEAN untuk ikut mengatasi berbagai permasalahan fundamental dewasa ini," kata Yudhoyono.
Para pemimpin Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Laos, Kamboja, Myanmar dan Viet Nam itu sepakat pada 2022 sebagai waktu pelaksanaan landasan bersama ASEAN dalam merespons isu-isu global tersebut.
"Untuk ini, kami menugaskan para menteri terkait untuk menindaklanjuti dan mengimplementasikan Deklarasi ini dengan berkoordinasi dengan Badan Koordinasi ASEAN (ACC)," sebut para pemimpin ASEAN dalam Deklarasi setebal 17 halaman itu.
Dengan Bali Concord III ini, "suara bersama ASEAN" yang lebih terkoordinasi dan kohesif dalam merespons isu-isu global yang menjadi kepentingan dan keprihatinan bersama akan dibangun di berbagai forum multilateral.
Para pemimpin ASEAN itu berkomitmen untuk mendorong satu suara ASEAN itu dalam merepons berbagai masalah politik, keamanan, ekonomi, dan sosial-budaya dengan mengacu pada prinsip-prinsip dasar ASEAN.
Di bidang kerja sama politik-keamanan, disepakati untuk merespons isu ancaman dan kejahatan lintas-batas, terjaganya navigasi internasional yang aman dan bebas, serta kerja sama maritim dan perang terhadap perompakan dan kejahatan di laut.
Disepakati pula untuk mendukung terbangunnya kawasan-kawasan bebas senjata nuklir dan upaya nonproliferasi dan perluncutan senjata serta pemakaian energi nuklir untuk tujuan damai.
Dalam Bali Concord III itu, para pemimpin ASEAN juga bertekad mengintensifkan kerja sama pemberantasan korupsi terkait pemulihan aset dan penolakan terhadap terpidana korupsi yang mencari perlindungan.
Di bidang ekonomi, para pemimpin ASEAN sepakat meningkatkan partisipasi ASEAN dalam berbagai inisiatif integrasi ekonomi kawasan dan dunia serta meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi kawasan dan dunia.
Mereka juga sepakat memperkuat kapasitas ASEAN sebagai segmen rantai pasokan global yang lebih dinamis dan kuat, serta pengamanan pangan, dan energi baik di tingkat kawasan maupun dunia.
Di bidang sosial budaya, disepakati manajemen bencana, pembangunan berkelanjutan, lingkungan dan perubahan iklim, kesehatan, sains dan teknologi, pendidikan, sumber daya manusia, budaya, kualitas hidup yang tinggi sebagai bagian dari fokus kerja sama.
Dalam hal ini, para pemimpin ASEAN misalnya bersepakat meningkatkan koordinasi sipil militer di saat bencana serta kerja sama militer negara-negara anggota dalam misi bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana.
Mereka juga memastikan upaya berkelanjutan untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial dan keterpeliharaan lingkungan hidup untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Global (MDGs).
Ke-10 kepala negara/pemerintahan ASEAN yang menandatangani Deklarasi Bali tersebut adalah Perdana Menteri (PM) Kamboja, Hun Sen, Sultan Hasanal Bolkiah dari Brunei Darussalam, PM Laos, Thongsing Thammavong, dan Presiden Myanmar, Thein Sein.
Selanjutnya Perdana Menteri Malaysia, Dato Sri Mohd Najib bin Tun Abdul Razak, Presiden Filipina, Benigno Aquino III, PM Singapura, Lee Hsien Loong, PM Thailand, Yingluck Shinawatra, PM Vietnam, Nguyen Tan Dun, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Para pemimpin ASEAN itu juga menyaksikan penandatanganan dua dokumen yang dilakukan para menteri, yakni Kesepakatan tentang Pembangunan Pusat Koordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan dalam Manajemen Bencana (AHA Center) dan Deklarasi tentang Persatuan ASEAN dalam Keragaman Budaya.
Selain itu juga dilakukan penandatanganan Protokol Kedua tentang Perubahan Kesepakatan Perdagangan Barang di Bawah Kerangka Kesepakatan tentang Kerja sama Ekonomi Komprehensif antara ASEAN dan Republik Korea.
KTT ke-19 ASEAN ini akan dilanjutkan dengan KTT ke-enam Asia Timur yang diikuti para pemimpin ASEAN dan mitra mereka dari China, Korea Selatan, Jepang, Australia, Selandia Baru, India, Amerika Serikat dan Rusia. (*)
Kesepakatan itu tertuang dalam Deklarasi Bali tentang Komunitas ASEAN dalam Satu Komunitas Global Bangsa-Bangsa (Bali Concord III) yang ditandatangani 10 pemimpin organisasi regional itu pada pertemuan puncak ke-19 mereka di Nusa Dua, Bali, Kamis.
Penandatanganan Bali Concord III itu dilakukan, Kamis sore, di ruang Nusa Dua 5, komplek Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) yang menjadi lokasi berlangsungnya KTT ke-19 ASEAN dan KTT Keenam Asia Timur dari 13 hingga 19 November.
Presiden Susilo Yudhoyono, dalam pidato sambutannya pada acara pembukaan KTT ke-19 ASEAN mengatakan, Bali Concord III itu akan memetakan jalan ke depan bagi interaksi komunitas ASEAN dengan komunitas global bangsa-bangsa.
"Hal ini sesungguhnya sejalan dengan tradisi kerja sama ASEAN selama ini, yang selalu membuka diri terhadap dunia luar, seperti melalui mekanisme dialog ASEAN dengan mitra wicaranya, dan forum strategis seperti Forum Regional ASEAN," katanya.
"Semangat dari Bali Concord III adalah partisipasi dan kontribusi ASEAN yang semakin besar bagi perwujudan dunia yang lebih damai, lebih adil, lebih demokratis dan lebih sejahtera, termasuk peran aktif ASEAN untuk ikut mengatasi berbagai permasalahan fundamental dewasa ini," kata Yudhoyono.
Para pemimpin Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Laos, Kamboja, Myanmar dan Viet Nam itu sepakat pada 2022 sebagai waktu pelaksanaan landasan bersama ASEAN dalam merespons isu-isu global tersebut.
"Untuk ini, kami menugaskan para menteri terkait untuk menindaklanjuti dan mengimplementasikan Deklarasi ini dengan berkoordinasi dengan Badan Koordinasi ASEAN (ACC)," sebut para pemimpin ASEAN dalam Deklarasi setebal 17 halaman itu.
Dengan Bali Concord III ini, "suara bersama ASEAN" yang lebih terkoordinasi dan kohesif dalam merespons isu-isu global yang menjadi kepentingan dan keprihatinan bersama akan dibangun di berbagai forum multilateral.
Para pemimpin ASEAN itu berkomitmen untuk mendorong satu suara ASEAN itu dalam merepons berbagai masalah politik, keamanan, ekonomi, dan sosial-budaya dengan mengacu pada prinsip-prinsip dasar ASEAN.
Di bidang kerja sama politik-keamanan, disepakati untuk merespons isu ancaman dan kejahatan lintas-batas, terjaganya navigasi internasional yang aman dan bebas, serta kerja sama maritim dan perang terhadap perompakan dan kejahatan di laut.
Disepakati pula untuk mendukung terbangunnya kawasan-kawasan bebas senjata nuklir dan upaya nonproliferasi dan perluncutan senjata serta pemakaian energi nuklir untuk tujuan damai.
Dalam Bali Concord III itu, para pemimpin ASEAN juga bertekad mengintensifkan kerja sama pemberantasan korupsi terkait pemulihan aset dan penolakan terhadap terpidana korupsi yang mencari perlindungan.
Di bidang ekonomi, para pemimpin ASEAN sepakat meningkatkan partisipasi ASEAN dalam berbagai inisiatif integrasi ekonomi kawasan dan dunia serta meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi kawasan dan dunia.
Mereka juga sepakat memperkuat kapasitas ASEAN sebagai segmen rantai pasokan global yang lebih dinamis dan kuat, serta pengamanan pangan, dan energi baik di tingkat kawasan maupun dunia.
Di bidang sosial budaya, disepakati manajemen bencana, pembangunan berkelanjutan, lingkungan dan perubahan iklim, kesehatan, sains dan teknologi, pendidikan, sumber daya manusia, budaya, kualitas hidup yang tinggi sebagai bagian dari fokus kerja sama.
Dalam hal ini, para pemimpin ASEAN misalnya bersepakat meningkatkan koordinasi sipil militer di saat bencana serta kerja sama militer negara-negara anggota dalam misi bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana.
Mereka juga memastikan upaya berkelanjutan untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial dan keterpeliharaan lingkungan hidup untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Global (MDGs).
Ke-10 kepala negara/pemerintahan ASEAN yang menandatangani Deklarasi Bali tersebut adalah Perdana Menteri (PM) Kamboja, Hun Sen, Sultan Hasanal Bolkiah dari Brunei Darussalam, PM Laos, Thongsing Thammavong, dan Presiden Myanmar, Thein Sein.
Selanjutnya Perdana Menteri Malaysia, Dato Sri Mohd Najib bin Tun Abdul Razak, Presiden Filipina, Benigno Aquino III, PM Singapura, Lee Hsien Loong, PM Thailand, Yingluck Shinawatra, PM Vietnam, Nguyen Tan Dun, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Para pemimpin ASEAN itu juga menyaksikan penandatanganan dua dokumen yang dilakukan para menteri, yakni Kesepakatan tentang Pembangunan Pusat Koordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan dalam Manajemen Bencana (AHA Center) dan Deklarasi tentang Persatuan ASEAN dalam Keragaman Budaya.
Selain itu juga dilakukan penandatanganan Protokol Kedua tentang Perubahan Kesepakatan Perdagangan Barang di Bawah Kerangka Kesepakatan tentang Kerja sama Ekonomi Komprehensif antara ASEAN dan Republik Korea.
KTT ke-19 ASEAN ini akan dilanjutkan dengan KTT ke-enam Asia Timur yang diikuti para pemimpin ASEAN dan mitra mereka dari China, Korea Selatan, Jepang, Australia, Selandia Baru, India, Amerika Serikat dan Rusia. (*)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011
Tags: