Jakarta (ANTARA News) - "Fantastis tim vovinam Indonesia," kata Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng ketika meninjau pertandingan cabang olahraga vovinam SEA Games XXVI/2011 di GOR Sunter Jakarta Utara.

Menpora mengaku salah menilai kekuatan vovinam, bahkan sebelumnya sempat pesimistis ketika tim cabang olahraga baru asal Vietnam itu bisa dibebani target meraih minimal empat medali emas.

Namun kenyataanya tim "Merah Putih" mampu mendulang lima medali emas, satu perak dan delapan perunggu. Juara umum cabang olahraga ini Vietnam dengan raihan lima medali emas, tujuh perak dan dua perunggu.

"Saya sempat meragukan tim vovinam kita, karena itu olahraga baru dan baru dikembangkan di Bali. Namun Alhamdulillah akhirnya tim vovinam bisa menjawabnya secara positif," kata Menpora.

Bahkan pada kesempatan itu, Andi Mallarangeng akan memfasilitasi pengembangan cabang olahraga itu dan bersinergi dengan cabang bela diri lainnya yang sudah ada di Indonesia.

"Cabang olahraga bela diri sangat potensial dikembangkan, saya berharap Vovinam Indonesia menyebarkan pelatih ke daerah lain dan mengembangkan vovinam," kata Menpora.

Lima emas, torehan luar biasa untuk sebuah cabang olahraga yang belum genap setahun digeluti oleh atlet-atlet Indonesia. Para atletnya sendiri adalah atlet pencak silat.

"Secara umum target KOI kami penuhi dengan meraih lima emas, namun jujur saja target pribadi saya untuk mempersembahkan enam emas tidak tercapai," kata Presiden Vovinam Indonesia, Ida Bagus Gede Wiyana.

Pertandingan yang berlangsung selama tiga hari itu berlangsung dinamis, karena meratanya peta kekutan atlet vovinam. Sayangnya pada perhelatan yang pertama di ajang SEA Games 2011 ini hanya diikuti oleh empat negara saja yakni Indonesia, Vietnam, Laos dan Kamboja.

Vietnam yang sebelumnya sempat dikhawatirkan akan menyapu bersih atau mendominasi nomor olahraga tersebut, tidak menjadi kenyataan. Meski secara teknik dan materi atlet lebih menguasai dibandingkan peserta lainnya, negeri itu tidak `serakah` dan mereka ikut bergembira dalam perayaan raihan medali emas kontingen lainnya.

Meski harus diakui di cabang tarung, Vietnam meraih tiga dari empat medali emas yang diperebutkan. Dominasi tim asuhan pelatih Nguyen Tran Trang itu dipatahkan atlet Laos di kelas 55 Kg putri Chanthanivong yang mengalahkan Nguyen Thi Cham.

Sedangkan tuan rumah Indonesia sejak awal menggantungkan harapan pada nomor gerak seni. Dan kenyataanya lima medali emas diraih pada nomor gerak seni yakni tunggal bersenjata putri Luh Manik Trisnaderi, teknik serangan kaki, ganda bersenjata putri/ Luh Gede Arista Dewi Ni Made Ratna Dewi, Ni Kadek Wulandari (tunggal tangan kosong) dan medali kelima dipersembahkan Anak Agung Eni Khusumayanti/I Ketut Sulendra pada nomor teknik pertahanan putri.

"Masih sulit menembus nomor tarung, namun dalam dua tahun mendatang kemungkinan ada kejutan dari kekuatan negara lainnya, Malaysia, Thailand dan Myanmar juga yang lainnya," kata Wiyana.

Berbagi
Pada cabang vovinam, empat negara pulang kampung dengan menggondol medali emas. Selain Indonesia dan Vietnam yang meraih lima emas, Kamboja dan Laos juga membawa pulang dua keping medali emas plus sejumlah perak dan perunggu.

Di sisi lain, Vietnam sebagai daerah asal cabang bela diri itu tidak ingin `mengecewakan` peserta lainnya. Di beberapa nomor pertandingan, Vietnam tidak menyertakan atlet yang meraih medali emas di SEA Championships yang digelar di Kamboja, September lalu.

Meski demikian, atlet-atlet penggantinya tetap berteknik tinggi. Uniknya Vietnam justru harus kehilangan banyak medali emas di nomor gerak seni atau performance. Padahal biasanya tim asal cabang bela diri itu lebih unggul di performance seperti halnya Indonesia pada cabang pencak silat.

"Saya tidak melihat kelemahan di tim lain, Indonesia, Kamboja dan Laos juga tampil bagus di performance. Mereka potensial sekali," kata Pelatih Tim Vietnam Nguyen Tran Trant.

Vovinam, seni bela diri yang baru pertama kali dipertandingkan dalam SEA Games, merupakan gabungan antara kekerasan silat serta kelembutan wushu, dan di Indonesia, Bali menjadi sentra berkembangnya cabang olah raga ini.

Vovinam merupakan seni bela diri dengan menggunakan atau tanpa senjata, dan dalam latihan yang diasah adalah ketahanan fisik dan kekuatan pikiran. "Permainan ini mengandalkan kekuatan dan reaksi lawan," demikian dilukiskan dalam laman wikipedia.com.

Vovinam mengandalkan kecepatan dan kekuatan tangan, siku dan tendangan. Keduanya gerakan menyerang dan bertahan dilatih bahkan menggunakan gerakan gulat tradisional, sedangkan senjata di antaranya menggunakan pedang, pisau, tongkat dan kipas berlipat.

Penilaian dalam lomba seni gerak, dilakukan oleh lima juri wasit yang masing-masing memberikan penilaian hingga 100 untuk gerakan sempurna. Namun rata-rata nilai tertinggi maksimal di angka 95. Penilaian kelima juri wasit itu digabungkan dan degan rumus penilaian khusus membuahkan hasil nilai penampilan mereka.

Seperti cabang performance lainnya, penilaian sangat obyektif oleh juri wasit. Namun sepanjang tiga hari pertandingan vovinam berlangsung mulus tanpa ada protes terhadap hasil penilaian juri wasit.

"Kita junjung keputusan tertinggi juri wasit, meski kita memberikan penilaian lain dari pertandinga performance," kata pelatih vovinam Indonesia, I Wayan Sumitra.

Bentuk Pengda
Pasca SEA Games XXVI/2011, Vovinam Indonesia punya gawean untuk membentuk pengurus daerah vovinam di Indonesia. Ida Bagus Gede Wiyana, selaku Presiden Vovinam Indonesia dan Wakil Presiden Vovinam Asia menyebutkan sudah menyiapkan strategi pengembangan olahraga itu.

"Sudah ada lima daerah yang akan membentuk vovinam, Jabar, Jatim, Jateng dan juga di wilayah NTB dan NTT,"kata IBG Wiyana.

Pengembangan olahraga itu, menurut Wiyana tidak sulit karena dasarnya tidak jauh dari pencak silat. Olahraga ini bisa dikembangkan oleh perguruan pencak silat di daerah. Gerakannya sama bahkan untuk beberapa pertandingan performance justeru lebih sulit cabang pencak silat.

"Untuk gerak seni di pencak silat sampai dua menit, di vovinam maksimal 40 detik. Saya kita ini bisa berkembang," katanya.

Yang jelas cabang olahraga itu dipastikan dipertandingkan di ajang SEA Games XXVII/2013 di Myanmar. Bila pada SEA Games XXVI/2011 rekrutan atlet dilakukan dengan cara `cabutan` mengambil atlet-atlet pencak silat yang sudah matang, ke depan akan dilakukan melalui mekanisme baku mulai dari kejuaraan, seleksi dan Pelatnas.

Menurut Wiyana, ia akan terus melakukan kosolidasi agar peserta pada SEA Games 2011 akan lebih banyak lagi.
(S033)