Mengapa Presiden Filipina tak ada di pembukaan KTT
17 November 2011 14:07 WIB
Sekretaris Presiden Filipina Ramon A Carandang berada di paling kanan barisan foto bersama para pemimpin ASEAN dalam pembukaan KTT ke-19 ASEAN di Nusa Dua, Bali. (ANTARA/Widodo S. Jusuf)
Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Ada yang aneh pada pembukaan KTT ASEAN Ke-19 Kamis pagi tadi, yaitu tidak hadirnya Presiden Filipina Benigno Aquino.
Bukan hanya Aquino, Menteri Luar Negeri Filipina Albert del Rosario juga tak berada di pembukaan acara terpenting ASEAN itu.
Media massa mempertanyakan apakah ketidakhadirannnya ini ada hubunganya dengan ketidakpuasan Filipina atas pendekatan ASEAN yang lebih akomodatif kepada China dalam isu Laut China Selatan.
Media asing bahkan menduga ini adalah bentuk ketidakpuasan Filipina atas usulan Presiden Aquiono mengenai "satu front' ASEAN menghadapi China di Laut China Selatan.
"Oh Presiden terpaksa terlambat datang karena ada persoalan domestik," kata Menteri Komunikasi Filipina Ricky Carandang dalam jumpa pers di Bali Nusa Dua Convention Centre.
"Presiden akan ada di sini sesuai jadwal. Saya kira ini bukan masalah," sambung dia.
Dengan diplomatis, Carandang mencoba menghindari kesan bahwa Filipina tidak bersetuju dengan pendekatan ASEAN di Laut China Selatan.
Dia juga membantah Filipina mengusulkan ASEAN untuk mengambil sikap sentral atau satu kubu menghadapi China.
"Kami tidak bilang ASEAN harus satu kubu (dia mengistilahkan dengan sentralisasi) dalam soal Laut China Selatan. Kami juga tak pernah menyebut China," sambungnya.
"Kami percaya", sambung Carandang, "jika kita (ASEAN) berbicara lebih dalam lagi maka kita akan kuat."
Dia membantah Filipina mengambil pendekatan berbeda dari negara-negara ASEAN lainnya di front Laut China Laut Selatan.
"Kami sudah biasa berbeda perspektif mengenai berbeda isu di waktu yang berbeda," katanya lagi seraya mengatakan ASEAN tetap kuat. (*)
Bukan hanya Aquino, Menteri Luar Negeri Filipina Albert del Rosario juga tak berada di pembukaan acara terpenting ASEAN itu.
Media massa mempertanyakan apakah ketidakhadirannnya ini ada hubunganya dengan ketidakpuasan Filipina atas pendekatan ASEAN yang lebih akomodatif kepada China dalam isu Laut China Selatan.
Media asing bahkan menduga ini adalah bentuk ketidakpuasan Filipina atas usulan Presiden Aquiono mengenai "satu front' ASEAN menghadapi China di Laut China Selatan.
"Oh Presiden terpaksa terlambat datang karena ada persoalan domestik," kata Menteri Komunikasi Filipina Ricky Carandang dalam jumpa pers di Bali Nusa Dua Convention Centre.
"Presiden akan ada di sini sesuai jadwal. Saya kira ini bukan masalah," sambung dia.
Dengan diplomatis, Carandang mencoba menghindari kesan bahwa Filipina tidak bersetuju dengan pendekatan ASEAN di Laut China Selatan.
Dia juga membantah Filipina mengusulkan ASEAN untuk mengambil sikap sentral atau satu kubu menghadapi China.
"Kami tidak bilang ASEAN harus satu kubu (dia mengistilahkan dengan sentralisasi) dalam soal Laut China Selatan. Kami juga tak pernah menyebut China," sambungnya.
"Kami percaya", sambung Carandang, "jika kita (ASEAN) berbicara lebih dalam lagi maka kita akan kuat."
Dia membantah Filipina mengambil pendekatan berbeda dari negara-negara ASEAN lainnya di front Laut China Laut Selatan.
"Kami sudah biasa berbeda perspektif mengenai berbeda isu di waktu yang berbeda," katanya lagi seraya mengatakan ASEAN tetap kuat. (*)
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011
Tags: