Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Ada yang sedikit berbeda pada hari ini di Pusat Media KTT Ke-19 ASEAN. Itu adalah kehadiran empat puteri asal Indonesia di satu meja dekat pintu masuk pusat media yang dipenuhi wartawan dari berbagai negara.


Melisa Putri Latar, Puteri Pariwisata Internasional 2011, tampil dalam busana sederhana dan rambut disanggul rapi. Tidak pernah lepas senyum dari bibirnya, "Kami ada di sini untuk menjelaskan banyak hal tentang pariwisata kita. Penting lho membuat citra yang baik tentang ASEAN, kami dengan ramah memberi informasi tentang itu."




Berbagi dalam semangat solidaritas bisa dimulai dari hal sederhana, membagi informasi adalah permisalan seperti yang dilakukan Melisa dan kawan-kawannya itu.




Melisa dan tiga rekannya, Rieke Caroline, Cinthya Sandra Tidajoh, dan Ni Made Ita Rossyani Dewi, memang punya "tugas khusus". Penyebarluasan informasi kepariwisataan dan budaya di ASEAN dan Indonesia juga ada pada mereka.




Siapa saja yang bertanya pada mereka, pasti dilayani dengan senang hati. Tidak lupa berbagai selebaran, buku, dan bahan cetakan informasi ada di meja mereka.




"Saya senang sekali bisa berada di sini. Bisa langsung memberi informasi kepada yang memerlukan," kata Ni Made Ita, Puteri Pariwisata, yang berasal dari Kabupaten Badung, Bali.




Kehadiran mereka cukup mengundang perhatian. Seorang wartawan dari Vietnam datang dan menyodorkan perekam suara untuk bertanya ini dan itu tentang keberadaan ASEAN dan Indonesia kepada mereka.




"Justru hal ini yang sungguh menyenangkan kami. Tidak terasa capek karena kami senang melakukannya," kata Cinthya, Puteri Pariwisata Internasional 2010. Dalam pemilihan pada 2011 ini, dia menyerahkan mahkotanya kepada Melisa.




Begitulah, banyak cara yang bisa ditempuh untuk menyebarluaskan informasi sekaligus membuat kesatuan dan harmoni makin terjaga. Kehadiran keempat puteri dari El John ini, menjadi misal yang baik. (*)