New York (ANTARA News) - Seorang penasehat Pemimpin Spiritual Iran, Selasa (14/11), mengatakan Teheran bersedia berbagi teknologi nuklir kontroversialnya dengan semua negara tetangganya, dan menyatakan Iran dapat membantu Turki membangun pembangkit listrik tenaga atom.

Amerika Serikat, Uni Eropa dan sekutu mereka mencurigai Iran sedang berusaha membuat senjata nuklir dan, bersama Dewan Keamanan PBB, telah menjatuhkan sanksi guna berusaha menghentikan negara Persia tersebut memperkaya uranium.

Tapi Teheran menyatakan program nuklirnya bertujuan menghasilkan tenaga listrik dan menolak untuk menghentikannya.

"Iran mengembangkan kemampuan teknologi dan ilmu pengetahuan nuklir yang sangat canggih, yang sangat siap untuk dibagi dengan ... semua negara tetangga dan negara sahabat di wilayah ini," kata penasehat Pemimpin Spiritual Iran, Mohammad Javad Larijani.

"Turki selama bertahun-tahun berusaha memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir tapi tak ada negara di Barat yang bersedia membuatnya untuk mereka," kata Javad Larijani kepada wartawan. "Ini benar bagi (tetangga) Arab kami di wilayah ini."

"Kami siap bekerja sama dengan mereka mengenai ini, dan tetap di dalam NPT," kata Javad Larijani sebagaimana dikutip Reuters. Ia merujuk kepada Kesepakatan Anti-Penyebaran Nuklir (NPT) 1968 --yang bertujuan mencegah penyebaran teknologi senjata atom.

"Kami dapat memproduksi (pembangkit listrik tenaga nuklir) bersama, berbagai listrik," kata Javad Larijani dalam satu wawancara dengan Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Rabu. "Ini adalah juga sumber penghasilan buat kami. Itu bukan hanya Westinghouse, yang dapat membuat instalasi nuklir, atau Kanada. Republik Islam Iran juga siap membuat pembangkit listrik tenaga nuklir."

Ia merujuk kepada perusahaan listrik yang menyediakan bahan bakar, layanan, teknologi, rancangan instalasi dan peralatan buat industri listrik tenaga nuklir komersial.

"Kami juga dapat memproduksi bahan bakar," katanya. "Kami berfikir mengenai nilai komersial ini pada masa depan."

Namun Javad Larijani mengatakan Iran tak memiliki "usul nyata" bagi kerja sama dengan Turki atau negara lain pada saat ini, kendati ia mengatakan Teheran telah menyampaikan kesediaannya untuk membantu diketahui umum.

Belum ada reaksi atas pernyataan Javad Larijani dari misi Tukri di PBB.

Javad Larijani mengatakan Iran juga bersedia bekerja sama di bidang nuklir dengan semua negara di luar wilayah tersebut, seperti Brazil.

"Dalam beberapa bidang, Brazil lebih maju dari kami, di sebagian bidang kami lebih unggul daripada Brazil," katanya. "Jadi, kami dapat bekerja sama dengan baik."

Turki dan Brazi memberi suara yang menentang babak keempat sanksi Dewan Keamanan PBB atas Iran sehubungan dengan program nuklirnya pada Juni 2010.

Turki memiliki rencana ambisius untuk membangun kemampuan produksi nuklir sipil dan telah mengadakan pembicaraan dengan Rusia dan Jepang mengenai itu. Mitsubishi Heavy Industry di Jepang termasuk di antara perusahaan yang tertarik untuk mencapai kesepakatan dengan Turki.
(ANT)