Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - ASEAN berdiri atas semangat persaudaraan bangsa-bangsa serumpun yang memiliki solidaritas tinggi. Kali ini, hal itu menemukan format kokohnya sejalan dengan rencana peluncuran pernyataan bersama ASEAN tentang banjir dan bencana alam.


Kasus paling mutakhir tentang ini adalah banjir di Thailand yang sudah merusak sendi perekonomian dan pertanian negara itu."Pernyataan bersama ini merupakan inisiatif dari Thailand dan kita mendukungnya," kata Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali, Selasa petang.




Pernyataan bersama para perjabat senior negara -negara ASEAN terkait penanganan masalah banjir, agar menghindari dampak buruk seperti yang terjadi di Thailand, rencananya diumumkan pada Rabu (16/11).

"Ke depan negara ASEAN terus memberikan bantuan banjir, sebenarnya bukan hanya kepada Thailand, karena berdampak juga pada sejumlah negara," kata Natalegawa.

Thailand mengalami bencana banjir sejak Juli 2011 dan hingga kini belum sepenuhnya mereda yang mengakibatkan hampir sekitar 72 persen kawasan pertanian di negara itu mengalami gagal panen.

Selain memukul sektor pertanian, bencana banjir tersebut juga memukul industri manufaktur Thailand yang berdampak negatif terhadap negara-negara di kawasan ASEAN.

Pada pertemuan Menteri Keuangan negara-negara ASEAN di Jakarta, 8 November, seluruh negara mengakui bahwa telah terkena imbas banjir Thailand karena selain terputusnya sumber impor pangan juga memicu tersendatnya ekspor ke Negeri Gajah Putih tersebut.

Secara individu masing-masing negara telah memberikan bantuan seperti Indonesia menyerahkan bantuan dalam bentuk uang sebesar Rp1,3 miliar, namun ada juga negara yang memberikan bantuan fisik berupa alat berat maupun helikopter.

Banjir terburuk lebih dari 50 tahun di Thailand telah menewaskan 562 orang dan dua lainnya hilang selama lebih dari tiga bulan, kata Departemen Pencegahan Bencana dan Mitigasi negara itu.

Situasi banjir situasi masih terjadi di 22 provinsi, termasuk ibu kota Bangkok, di wilayah tengah dan timur laut, sementara di 42 provinsi lainnya berangsur mulai pulih, kata laporan itu.

Namun demikian, sekitar lima juta warga saat ini masih menderita. Di Bangkok, 27 komunitas di 13 kabupaten telah terpengaruh oleh banjir tersebut.

Banjir besar itu disebabkan oleh hujan lebat dan badai tropis yang telah menyerang 64 dari 77 provinsi di seluruh negara itu sejak akhir Juli, berdampak terhadap lebih dari 13 juta orang, atau satu dari setiap lima warga Thailand. (*)