Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Fokus utama Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) sebagai bagian dari Komunitas ASEAN haruslah pada penciptaan pasar tunggal di kawasan, jangan bergeser pada ambisi penyatuan mata uang bersama ASEAN. Dalam hal ini, Indonesia bisa memainkan peran sentral dan strategis.

"Indonesia harus mendorong ASEAN agar fokus kepada penciptaan pasar bersama sehingga meningkatkan efisiensi kawasan," kata Ecky Mucharam, anggota Komisi VI DPR Indonesia, di Jakarta, Selasa.

Penyatuan pasar ASEAN juga diyakini akan lebih menarik investor masuk ke kawasan tersebut karena membesarnya pasar, dengan jumlah penduduk mencapai 570 juta jiwa dan Indonesia menyusun 240 juta jiwa dari angka itu.

Komunitas ASEAN yang direncanakan terwujud pada 2015 mencakup tiga aspek, salah satunya Komunitas Ekonomi ASEAN. Penyatuan pasar ASEAN dinilai penting untuk mengejar ketertinggalan kawasan itu dari kawasan lain seperti China dan India, yang sangat besar, lebih dari 2,5 miliar penduduk.

Menurut Mucharam, ASEAN menjadi kurang kompetitif dibanding kawasan lain karena kawasan tersebut tersekat oleh hambatan-hambatan yang menghalangi arus barang, modal dan manusia.

"Yang penting itu penyatuan pasar. Sementara penyatuan mata uang bagi ASEAN justru berbahaya karena kondisi antar negara terlalu berbeda, baik fiskal maupun moneternya," ujarnya.

Dia mengatakan bahwa ketika sebuah negara tidak disiplin dalam menjalankan kebijakan fiskal, seluruh kawasan bisa ikut jatuh seperti yang dialami Eropa saat ini. Belum lagi tingkat bunga dan inflasi juga berbeda, tidak bisa disamakan.

Politikus PKS itu menegaskan, mata uang bersama juga berpotensi merugikan negara anggota yang fundamental ekonominya lebih lemah.

Seperti yang dialami oleh Yunani saat ini, dalam kondisi krisis seharusnya mata uangnya terdepresiasi sehingga ekspornya meningkat dan menjadi mesin pemulihan krisis. Namun hal ini tidak terjadi karena Eropa menggunakan mata uang bersama yang nilainya terlalu kuat bagi perekonomian Yunani.

"Penyatuan pasar ASEAN harus dipersiapkan dengan serius. Penyatuan pasar tidak akan banyak bermanfaat jika Indonesia tidak kompetitif sehingga hanya menjadi pasar bagi produk-produk negara lain. Belakangan ini peringkat daya saing dan kemudahan berusaha Indonesia turun, ini harus menjadi catatan pemerintah ditengah semakin dekatnya pasar bebas ASEAN," kata Mucharam. (D011)