Nusa Dua (ANTARA News) - ASEAN jangan hanya mau untuk dijadikan sebagai wadah pemulihan akibat krisis utang yang menimpa berbagai negara maju di Eropa seperti Italia, Yunani, dan Spanyol.

"Bila KTT ASEAN memfasilitasi berbagai perjanjian perdagangan pasar bebas maka ASEAN tidak lain hanya dianggap sebagai wadah pemulihan krisis," kata Ketua Koalisi Anti Utang (KAU), Dani Setiawan, ketika dihubungi dari Nusa Dua, Bali, Selasa.

Menurut Dani Setiawan, pada saat ini berbagai negara maju yang memiliki rasio utang terhadap PDB yang tinggi sedang gencar-gencarnya melobi kelompok regional seperti ASEAN agar mau memfasilitasi beragam bentuk perjanjian pasar bebas.

Hal tersebut, lanjutnya, dimaksudkan antara lain agar negara-negara maju dapat memperbanyak lapangan pekerjaan yang dinilai akan dapat membangkitkan pertumbuhan ekonomi mereka yang memang sangat rendah akibat krisis.

Ia yang baru kembali dari beberapa negara Eropa setelah memantau pertemuan G-20 di Prancis mengatakan, dirinya melihat secara langsung bahwa negara di kawasan tersebut memang sedang mengalami krisis yang parah.

Berbagai negara yang sedang mengalami dampak krisis yang parah itu diminta untuk melakukan berbagai program pengetatan atau liberalisasi yang malah menjauhkan peran negara dalam melindungi warga.

Ia memaparkan, saat ini saja di Eropa terdapat sekitar seribu perjanjian investasi bilateral yang merupakan kerangka dialog untuk melakukan perjanjian bilateral dengan maksud meningkatkan perdagangan Eropa.

Sementara itu, sebagaimana dikutip dari kantor berita AFP, pasar saham Eropa dan AS bergerak lebih rendah pada Senin (14/11), menyusul sikap hati-hati investor dalam mengikuti perkembangan politik di Italia dan Yunani karena krisis utang zona euro bergemuruh ke Spanyol, yang biaya pinjamannya meningkat tajam.

Sehari setelah ekonom Mario Monti dipilih untuk menggantikan Silvio Berlusconi sebagai perdana menteri Italia, negara mengakhiri membayar biaya yang lebih tinggi dalam penjualan obligasi dibandingkan dengan sebelum dimulainya krisis politik.

Pada saat yang sama, biaya pinjaman Spanyol melonjak jauh di atas 6,0 persen, sebuah tanda tekanan karena pasar meminta tingkat pengembalian lebih besar atas uang mereka, memicu kekhawatiran bahwa Madrid bisa menjadi negara berikutnya dalam jalur tembak utang zona euro.

Spanyol bisa menjadi lebih rentan karena pemilu mendatang tetapi pada saat yang sama, jajak pendapat menunjukkan kemenangan bagi pemerintah kanan, mengusir pemerintah sosialis.
(ANT)