Ramallah (ANTARA News) - Utusan Timur Tengah Amerika Serikat dan Rusia mengadakan pertemuan terpisah dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas Minggu untuk membicarakan perundingan perdamaian yang macet di kawasan tersebut, kata pejabat Palestina.

Ketika Abbas tiba dari Tunisia pada Minggu sore, dia bertemu utusan AS David Hale dan utusan Rusia Sergei Vershinin, kata perunding senior Palestina, Saeb Erekat.

Pertemuan itu terjadi pada saat kritis karena Palestina dianggap gagal dalam menggalang dukungan yang cukup untuk keanggotaan PBB melalui Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa.

Upaya diplomatik untuk menghidupkan kembali perundingan Israel-Palestina baru-baru diintensifkan.

Pada Senin, mediator Kuartet perdamaian Timur Tengah, yang terdiri dari Amerika Serikat, Rusia, PBB dan Uni Eropa, akan bertemu perunding Israel dan Palestina secara terpisah di Yerusalem.

Abbas akan memberitahu utusan Amerika Serikat dan utusan Rusia bahwa "kunci untuk negosiasi adalah Israel menghentikan pemukiman dan menerima perbatasan tahun 1967 sebagai dasar dari solusi dua-negara," kata Erekat dikutip radio Voice of Palestina.

Abbas juga akan menjelaskan kepada para utusan itu permohonan untuk keanggotaan PBB tidak bertentangan dengan upaya melanjutkan perundingan damai dengan Israel.

Israel dan Washington menentang pendekatan Palestina kepada PBB, dan mengatakan bahwa negara Palestina hanya bisa berhasil diwujudkan dari kesepakatan perundingan.

Di sisi lain, Palestina ingin Israel membekukan kegiatan pembangunan permukimannya di Tepi Barat dan Yerusalem Timur sebelum kembali ke perundingan.

Erekat mengatakan, Kuartet harus memperjelas posisi itu akan diambil jika Israel menolak tuntutan Palestina, khususnya yang berhubungan dengan pembangunan pemukiman.

Selama pertemuan dengan Hale dan Vershinin, Abbas diduga menyoroti tindakan Israel baru-baru terhadap Otoritas Nasional Palestina (PNA), termasuk memblokir penerimaan pajak dan mempercepat pembangunan permukiman, kata Saleh Ra`fat, anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

Israel memutuskan untuk memblokir sementara pencairan pendapatan pajak Palestina, yang merupakan separoh dari PNA, dan mempercepat penyelesaian pembangunan perumahan setelah Organisasi Pendidikan, Sains dan Budaya PBB (UNESCO) menerima Palestina sebagai anggota penuh bulan lalu.

Dikutip Xinhua, para pejabat Palestina mengatakan, "upaya AS terkonsentrasi pada melindungi Israel tanpa mewajibkan untuk menghentikan kegiatan permukiman."

(H-AK/A023)