Jakarta (ANTARA News) - Pengamat pasar saham Teuku Hendry Andrean mengatakan bahwa pada 2012 masih banyak perusahaan yang melakukan penawaran umum persana saham (initial public offering/IPO) seiring dengan positifnya fundamental ekonomi dalam negeri.

"IPO tahun depan diperoyeksi masih ramai, pelaku pasar diperkirakan akan cenderung memilih saham-saham yang mendukung kekuatan ekonomi dalam negeri," kata Teuku Hendry yang juga analis dari Woori Korindo Securities di Jakarta, Senin.

Ia mengemukakan, saham-saham yang memicu pertumbuhan ekonomi dalam negeri yakni saham yang bergerak pada sektor konsumer. Peningkatan konsumsi masyarakat menjadi ekspektasi investor untuk membeli saham IPO dari sektor itu.

"Pertumbuhan ekonomi domestik ditopang oleh sektor konsumsi dalam negeri. Tingkat konsumsi domestik pada 2012 diperkirakan masih akan terus meningkat karena inflasi domestik cenderung terkendali," kata dia.

Ia menambahkan, perusahaan dari sektor properti juga menarik diperhatikan. Kinerja perusahaan properti diperkirakan meningkat setelah acuan suku bunga Bank Indonesia (BI rate) turun yang diperkirakan akan diikuti oleh penurunan suku bunga kredit, sehingga penjualan properti berpotensi meningkat.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (bei) Ito Warsito menambahkan, kinerja pasar saham saat ini cenderung naik setelah sempat mengalami koreksi dalam periode Agustus 2011 lalu.

Ia mengatakan, saat ini merupakan momentum yang tepat bagi perusahaan untuk mencatatkan saham di bursa. Diperkirakan pada 2012 saham semua sektor akan tumbuh.

"Semua sektor diperkirakan akan tumbuh pada 2012," kata dia.

Menurut Ito perusahaan dari sektor barang konsumsi dan infrastruktur berpotensi membukukan pertumbuhan tinggi pada tahun depan. Diperkirakan pertumbuhan dua sektor itu lebih tinggi dibandingkan sektor lainnya.

"Beberapa proyek infrastruktur akan membuat saham calon emiten dari sektor infrastruktur menjadi lebih menarik. Emiten sektor barang konsumsi juga selalu menarik karena sebagian besar Produk Domestik Bruto Indonesia didapatkan dari konsumsi domestik," ujar dia.

(ANTARA)