Dubes ASEAN: Pembahasan Deklarasi Bali sudah 90 persen
14 November 2011 19:33 WIB
Press Briefing Dirjen Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri Djauhari Oratmangun (kiri) didampingi Direktur Politik dan Keamanan ASEAN Ade Padmo (kanan) memberikan press briefing di Media Centre ASEAN, Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC), Nusa Dua, Bali, Senin (14/11). (FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf) ()
Nusa Dua (ANTARA News) - Duta Besar RI untuk ASEAN I Gde Ngurah Swajaya mengatakan bahwa pembahasan Deklarasi Bali yang akan disepakati oleh para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada Pertemuan Puncak ke-19 ASEAN sudah berjalan 90 persen.
"Deklarasinya itu saya bilang mungkin sudah bisa dikatakan hampir rampung, hanya mungkin ada beberapa hal yang perlu difinalisasi," kata Ngurah di sela-sela pertemuan Komite Wakil Tetap(CPR) ASEAN di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Senin malam.
Menurut Ngurah, proses pembahasan rancangan deklarasi tersebut telah cukup lama sehingga negara-negara ASEAN telah mencapai banyak kesepakatan terkait hal itu.
"Banyak yang fix karena proses pembahasannya sudah cukup lama," katanya sekalipun tidak dapat menyampaikan hal-hal yang belum spesifik.
Ia berharap dalam dua hari mendatang, dalam pertemuan tingkat pejabat senior (SOM) ASEAN dan pertemuan tingkat Menteri ASEAN (AMM) rancangan Deklarasi Bali dapat disepakati secara menyeluruh.
"Mudah-mudahan bisa diselesaikan dalam pertemuan sekarang dan besok," katanya.
Ia menjelaskan bahwa Deklarasi Bali atau yang akan disebut juga Bali Concord III adalah kerangka dasar yang akan menjadi penujuk arah ASEAN setelah 2015.
"Pada 2015 kita sudah punya cetak biru, setelah 2015 satu komunitas ASEAN, tidak kemudian berhenti disitu. Setelah itu what`s next," katanya.
Deklarasi Bali, kata Ngurah, akan menjadi kerangka ASEAN untuk terlibat dalam berbagai program aksi serta menjadi panduan kontribusi ASEAN di isu-isu global.
"Jadi apa yang dilakukan Indonesia (dengan menginiasi pembahasan kerangka tersebut) sangat strategis sekali," ujarnya.
Selama keketuaannya di ASEAN, Indonesia mengusung tiga prioritas utama yang ingin dicapai sepanjang 2011, yaitu kemajuan signifikan dalam upaya mewujudkan Masyarakat ASEAN 2015, memperkuat kohesi ASEAN untuk mewujudkan arsitektur kawasan Asia Timur yang lebih luas dan memastikan kesepakatan-kesepakatan kawasan dapat berkontribusi pada kesepakatan global.
KTT ke-19 ASEAN dan rangkaiannya digelar di kawasan wisata populer Nusa Dua, Bali, dan dijadwalkan hadir 16 pemimpin negara EAS yaitu 10 pemimpin negara ASEAN dan enam mitra wicara ASEAN.
Ke-10 pemimpin negara ASEAN adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua ASEAN, Sultan Brunei Sultan Haji Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung, Perdana Menteri Laos Thingsing Thammavong, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Presiden Myanmar Thein Sein, Presiden Filipina Aquino III, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Long, dan Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra.
Sementara itu enam pemimpin negara mitra wicara ASEAN adalah Perdana Menteri Australia Julia Gillard, Perdana Menteri China Wen Jiabao, Perdana Menteri India Manmohan Singh, Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda, Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Amerika Serikat sebagaimana Rusia adalah angggota baru EAS. Selain ke-16 pemimpin negara itu akan hadir juga Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan dan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.
(G003/A023)
"Deklarasinya itu saya bilang mungkin sudah bisa dikatakan hampir rampung, hanya mungkin ada beberapa hal yang perlu difinalisasi," kata Ngurah di sela-sela pertemuan Komite Wakil Tetap(CPR) ASEAN di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Senin malam.
Menurut Ngurah, proses pembahasan rancangan deklarasi tersebut telah cukup lama sehingga negara-negara ASEAN telah mencapai banyak kesepakatan terkait hal itu.
"Banyak yang fix karena proses pembahasannya sudah cukup lama," katanya sekalipun tidak dapat menyampaikan hal-hal yang belum spesifik.
Ia berharap dalam dua hari mendatang, dalam pertemuan tingkat pejabat senior (SOM) ASEAN dan pertemuan tingkat Menteri ASEAN (AMM) rancangan Deklarasi Bali dapat disepakati secara menyeluruh.
"Mudah-mudahan bisa diselesaikan dalam pertemuan sekarang dan besok," katanya.
Ia menjelaskan bahwa Deklarasi Bali atau yang akan disebut juga Bali Concord III adalah kerangka dasar yang akan menjadi penujuk arah ASEAN setelah 2015.
"Pada 2015 kita sudah punya cetak biru, setelah 2015 satu komunitas ASEAN, tidak kemudian berhenti disitu. Setelah itu what`s next," katanya.
Deklarasi Bali, kata Ngurah, akan menjadi kerangka ASEAN untuk terlibat dalam berbagai program aksi serta menjadi panduan kontribusi ASEAN di isu-isu global.
"Jadi apa yang dilakukan Indonesia (dengan menginiasi pembahasan kerangka tersebut) sangat strategis sekali," ujarnya.
Selama keketuaannya di ASEAN, Indonesia mengusung tiga prioritas utama yang ingin dicapai sepanjang 2011, yaitu kemajuan signifikan dalam upaya mewujudkan Masyarakat ASEAN 2015, memperkuat kohesi ASEAN untuk mewujudkan arsitektur kawasan Asia Timur yang lebih luas dan memastikan kesepakatan-kesepakatan kawasan dapat berkontribusi pada kesepakatan global.
KTT ke-19 ASEAN dan rangkaiannya digelar di kawasan wisata populer Nusa Dua, Bali, dan dijadwalkan hadir 16 pemimpin negara EAS yaitu 10 pemimpin negara ASEAN dan enam mitra wicara ASEAN.
Ke-10 pemimpin negara ASEAN adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua ASEAN, Sultan Brunei Sultan Haji Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung, Perdana Menteri Laos Thingsing Thammavong, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Presiden Myanmar Thein Sein, Presiden Filipina Aquino III, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Long, dan Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra.
Sementara itu enam pemimpin negara mitra wicara ASEAN adalah Perdana Menteri Australia Julia Gillard, Perdana Menteri China Wen Jiabao, Perdana Menteri India Manmohan Singh, Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda, Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Amerika Serikat sebagaimana Rusia adalah angggota baru EAS. Selain ke-16 pemimpin negara itu akan hadir juga Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan dan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.
(G003/A023)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011
Tags: