Honolulu (ANTARA News) - Indonesia secara tegas menolak untuk ikut serta dalam kerja sama Transpasifik yang digalang oleh Amerika Serikat di tengah-tengah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-19 Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di Honolulu, Kepulauan Hawaii.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan di Honolulu, Minggu waktu setempat atau Senin waktu Indonesia barat mengatakan Indonesia memang didekati oleh negara-negara anggota APEC yang tergabung dalam kerja sama transpasifik untuk ikut serta dalam forum yang menyepakati perdagangan bebas dengan standar produk tinggi dan diharapkan mulai berlaku pada 2012 itu.

"Kita ditawari, negara-negara `founding`nya(pendirinya,red) termasuk Brunei dan Amerika Serikat. Sudah ada empat negara dari ASEAN yang mengambil sikap untuk masuk, yaitu Brunei, Singapura, Malaysia, dan Vietnam. Tentunya sikap mereka berbeda dengan sikap kita untuk sementara," tutur Gita.

Negara-negara anggota APEC yang menyepakati kerja sama transpasifik adalah AS, Australlia, Selandia Baru, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Vietnam, Chili, dan Peru.

Gita mengatakan Indonesia belum siap untuk bergabung dalam kerja sama tersebut dan masih akan mempelajari keuntungan serta kerugian yang bisa muncul dari keanggotaannya.

"Indonesia belum siap masuk Transpacific Partnership dan apa pun yang kita lakukan berkaitan dengan kerja sama itu kita akan mempelajari. Tentunya masih banyak negara-negara anggota APEC lain yang masih akan mempelajari plus dan minusnya," ujarnya.

Gita mengatakan posisi dasar Indonesia adalah mempercayai mekanisme perdagangan bebas selama terdapat unsur keadilan dan keseimbangan.

"Jadinya, perdagangan bebas harus dibuntuti dan ditopang oleh keadilan dan keseimbangan. Kalau tidak ada dan ini tidak akan membuahkan `benefit? untuk Indonesia, saya rasa kita akan mengambil sikap yang sesuai," ujarnya.


Harus periksa

Indonesia, lanjut dia, harus memeriksa kesiapan industri dalam negeri dan memastikan bisa mengirim produk serta jasa yang berskala sesuai dengan penurunan tarif yang disetujui dalam setiap kesepakatan perdagangan bebas.

"Makanya ke depan kita harus lebih komunikasi dengan kementerian terkait untuk ``make sure`(supaya pasti,red) kita bisa mengukur parameter industri kita sudah terpenuhi atau tidak. Kalau belum, jangan buka-bukaan," ujarnya.

Menurut Gita, APEC harus dikembalikan pada jalurnya sebagai forum komunitas seperti layaknya ASEAN.

APEC, lanjut dia, bukanlah forum untuk berunding dan harus mengedepankan semangat pembangunan kapasitas seperti yang tercantum dalam Bogor Goals yang disepakati pada 1994.

"Ini kan sudah mungkin kelihatan dipakai oleh beberapa anggota sebagai forum negosiasi. Saya rasa itu harus dijaga jangan seperti itu ke depan dan juga ada semangat-semangat lainnya seperti `capacity building` yang harus dijunjung tinggi, jangan hanya liberalisasi untuk `trade and investement saja," tutur Gita.

Kerja sama Transpasifik diharapkan oleh Amerika Serikat dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pengurangan hambatan perdagangan dan investasi, meningkatkan ekspor, dan menciptakan lapangan kerja bagi para pengangguran.

"Trans Pacific Partnership akan mengangkat ekonomi, mengurangi hambatan perdagangan dan investasi, meningkatkan ekspor, dan menciptakan lebih banyak pekerjaan kepada masyarakat, yang merupakan prioritas nomor satu saya. Seperti perjanjian dagang AS dengan Korea Selatan, Panama, dan Kolombia, Trans Pacific Partnership juga akan membantu tujuan saya untuk melipatgandakan ekspor Amerika yang bisa menyediakan jutaan lapangan pekerjaan, " demikian Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam pidatonya pada pertemuan negara anggota Kerjasama Transpasifik pada Sabtu 12 November 2011 di Honolulu.
(D013/A011)